Nationalgeographic.co.id – Sampah plastik sudah menjadi permasalahan yang sangat serius. Tidak hanya mencemari laut saja, sampah plastik juga mencemari gunung. Hal itu terjadi akibat banyaknya pendaki yang tidak membawa kembali sampahnya ke bawah.
Penyebab besarnya jumlah sampah di gunung, dikarenakan banyaknya pendaki yang membawa makanan dengan plastik. Juga menggunakan plastik untuk membungkus barang bawaannya agar tidak basah dan praktis.
Baca Juga: LastSwab, Cotton Bud Ramah Lingkungan yang Bisa Dipakai Berkali-kali
Namun, mendaki gunung tanpa menghasilkan sampah bukanlah hal mustahil. Berikut tips mendaki gunung tanpa menghasilkan sampah:
Membuat daftar belanja makanan
Hal ini sangat penting dilakukan untuk merencanakan makanan yang akan dibawa. Pastikan makanan tersebut tetap mengandung gizi yang cukup untuk memenuhi nutrisi tubuh selama digunung. Jangan lupa untuk tidak membeli makanan yang menggunakan bungkus plastik atau instan.
Membawa wadah
Banyak wadah yang dapat digunakan untuk pengganti plastik, salah satunya kotak telur (egg holder), tas atau kain berbahan parasut, kotak makan, toples kecil atau lainnya yang dapat digunakan untuk membungkus makanan dan perlengkapan.
Tidak membawa air kemasan
Pastikan kamu membawa air minum isi ulang saat mendaki gunung. Gunakan tumblr atau water bladder untuk mengisi air sehingga tidak meninggalkan sampah plastik saat di perjalanan. Sampah plastik air kemasan merupakan sampah yang paling banyak ditemukan di gunung.
Baca Juga: Film Semesta, Kisah 7 Sosok yang Berusaha Memperlambat Dampak Perubahan Iklim
Membawa alat makan yang bisa dipakai berulang-ulang
Jangan lupa untuk membawa alat makan seperti, gelas, sendok, garpu dan piring yang dapat digunakan berkali-kali. Jika terlalu besar, Anda bisa mengakalinya dengan menggunakan daun pisang sebagai alas makan. Setelah makan, daun pisang tersebut bisa dikubur di dalam tanah dan akan menjadi kompos.
Hindari membawa tisu basah dan kering
Tisu merupakan sampah yang lumayan banyak ditemukan di gunung. Bahkan, sampah tisu basah merupakan nomor dua yang paling banyak ditemukan saat pembersihan gunung. Ini mengkhawatirkan karena tisu basah memiliki kandungan plastik sehingga sulit terurai. Penggunaan tisu dapat digantikan dengan membawa kain serbet atau sapu tangan. Salah satu gunung yang sudah melarang penggunaan tisu basah adalah Gunung Prau, Jawa Tengah.