Studi: Magic Mushroom Miliki Efek Antikecemasan dan Antidepresan dalam Waktu Lama

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 5 Februari 2020 | 18:59 WIB
Magic mushroom. (Photofusion/Universal Images Group)

Nationalgeographic.co.id - Menurut sebuah studi terbaru, satu dosis psilocybin, senyawa yang ditemukan dalam jamur psychedelic, dapat memberikan "perbaikan signifikan" dalam mengurangi stres dan kecemasan pada pasien kanker--setidaknya hingga lima tahun setelah itu dikonsumsi.  

Sekelompok peneliti dari New York University's Grossman School of Medicine, menemukan bahwa dalam hubungannya dengan psikoterapi, pasien kanker mengalami peningkatan dalam tekanan emosional dan eksistensial, setelah diberikan psilocybin. 

Baca Juga: Akibat Polusi Cahaya dan Kerusakan Habitat, Kunang-kunang Terancam Punah

Dalam studi sebelumnya, tim peneliti melaporkan bahwa penggunaan psilocybin menghasilkan "peningkatan yang cepat, substansial, dan berkelanjutan dalam mengatasi kegelisahan dan depresi yang menyebabkan penurunan demoralisasi dan keputusasaan pada pasien kanker. Selain itu, ada peningkatan kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup". 

 

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, enam setengah bulan kemudian, psilocybin dikaitkan dengan "efek anti-kecemasan dan antidepresan yang bertahan lama".

Studi terbaru ini—yang merupakan tindak lanjut jangka panjang dari rangkaian pasien yang sama—menemukan dampak positif yang berkelanjutan. 

Sebanyak 71% partisipan mengaku bahwa hidup mereka menjadi lebih positif setelah mengalami terapi psilocybin. "Mereka bahkan menjadikannya pengalaman paling bermakna dan memilki dampak signifikan secara spiritual di kehidupan mereka," ungkap para peneliti. 

"Temuan kami menyarankan bahwa terapi psilocybin merupakan cara yang menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan emosional, psikologis, dan spiritual pasien kanker," kata Dr. Stephen Ross, pemimpin studi tersebut. 

 

Para peneliti mengatakan, psilocybin dapat menjadi alat yang berguna untuk meningkatkan efektivitas psikoterapi. Meskipun mekanisme yang tepat belum sepenuhnya dipahami, tapi para ilmuwan yakin obat tersebut dapat membuat otak lebih 'fleksibel'.  

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa obat tersebut menargetkan jaringan otak dan 'default mode' yang kemudian menjadi aktif ketika kita terlibat dalam refleksi diri dan pengembaraan pikiran. Pada akhirnya, ini membantu menciptakan rasa diri dan rasa identitas naratif yang koheren.

Pada pasien dengan kecemasan dan depresi, jaringan otak menjadi hiperaktif dan berkaitan dengan kekhawatiran dan pemikiran yang kaku. Psilocybin, mengubah aktivitas dalam jaringan tersebut dan membantu seseorang mengambil perspektif yang lebih luas tentang perilaku dan kehidupan mereka. 

Baca Juga: Cegah Kanker dan Turunkan Risiko Sakit Jantung, Berikut Manfaat Jagung

"Hasil studi ini menjelaskan bagaimana efek positif dari dosis tunggal psilocybin bisa bertahan begitu lama," kata Gabby Agin-Liebes, peneliti yang juga terlibat dalam studi tersebut. 

"Obat ini tampaknya memberikan pengalaman mendalam dan bermakna bagi seseorang yang secara fundamental dapat mengubah pola pikir dan pandangannya," pungkasnya. 

Studi ini dipublikasikan pada Journal of Psychopharmacology.