Nationalgeographic.co.id - Jagung merupakan makanan yang cukup populer. Apalagi, ia menjadi salah satu makanan pokok orang Indonesia. Popularitasnya menjadikan jagung banyak dikonsumsi dengan berbagai model--ada yang dijadikan popcorn, jagung bakar, direbus, hingga disajikan dalam sayur seperti sayur asem dan sayur bayam.
Meski begitu, seringkali jagung hanya dianggap sebagai makanan yang mengenyangkan karena tinggi karbohidrat. Padahal, jagung banyak menyimpan manfaat yang bahkan mungkin jarang diketahui. Mari simak di bawah ini.
Kandungan Nutrisi
Per 100 gram jagung terkandung nutrisi berupa:
Baca Juga: Tak Hanya Sayur, Makanan Ringan Ini Juga Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Manfaat
Serat jagung membantu kita untuk tetap kenyang dalam waktu yang lebih lama. Ini juga membantu mengembangkan bakteri baik di saluran pencernaan yang dapat mengubahnya menjadi asam lemak rantai pendek, atau SCFA.
SCFA dapat membantu menurunkan risiko terhadap banyak gangguan pencernaan, termasuk risiko kanker usus. Manfaat jagung untuk sistem pencernaan juga berasal dari sifat alaminya yang bebas gluten.
Jagung juga diketahui mengandung senyawa fitokimia fenolik yang dapat mengendalikan tekanan darah tinggi.
Jagung juga dinilai sebagai makanan yang penting dalam melindungi sekaligus menurunkan faktor risiko penyakit jantung. Beberapa mekanisme untuk penurunan risiko penyakit jantung mungkin terkait dengan sifat-sifat lain dari fitonutrien jagung yang melampaui sifat antioksidan di dalamnya.
Baca Juga: Konsumsi Kopi Berlebih, Dapat Mengundang Insomnia Hingga Diare
Jagung merupakan sumber karotenoid lutein dan zeaxanthin yang baik untuk kesehatan mata--membantu mencegah kerusakan lensa yang mengarah ke katarak. Jagung juga memiliki jumlah vitamin B, E, dan K, bersama dengan mineral seperti magnesium dan kalium.
Bukan hanya itu, magnesium juga penting untuk meningkatkan kinerja sistem saraf dan kontraksi otot-otot tubuh. Bahkan, jagung merupakan sumber pangan yang kaya akan antioksidan dibanding banyak biji-bijian sereal lainnya, seperti lutein, asam ferulat, dan beta-karoten.
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Aditya Driantama H |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR