Kenaikan Suhu Diprediksi Meningkatkan Penyakit Baru dan Angka Kematian

By Daniel Kurniawan, Jumat, 7 Februari 2020 | 14:40 WIB
Ilustrasi gelombang panas (batuhan toker/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Berdasarkan paparan peneliti, peningkatan suhu udara yang memicu cuaca ekstrem di seluruh dunia dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah penyakit dan angka kematian.

Para ilmuwan memperkirakan, musim panas mendatang akan "mengukir" rekor suhu yang baru. Negara-negara berkembang dan pulau kecil merupakan yang paling terancam.

Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Journal of Clinical Investigation, mengungkapkan bahwa perubahan iklim akan mendekatkan kita pada kasus kram, kelelahan, dan stroke akibat kepanasan.

Baca Juga: Tak Hanya Pemanasan Global, Hal Ini Sebabkan Gletser Greenland Mencair

Bagaimana perubahan iklim memengaruhi suhu tubuh

Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengatur derajat suhu tubuh agar tetap ideal (98,6° F). Suhu tubuh dipengaruhi oleh lingkungan, homeostasis, dan hal-hal yang kita lakukan untuk beradaptasi dengan suhu luar, seperti mengenakan jaket ketika kita merasa dingin atau menyalakan AC ketika kita merasa hangat.

Profesor Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Rexford Ahima, mengatakan, peningkatan suhu mendatang akan membuat gelombang panas "lebih sering dan intens."

Panas ekstrem akan lebih rentan pada anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi kronis dan mereka yang tinggal di wilayah kurang sejahtera. Gelombang panas ini, menurut Ahima,  akan berdampak paling besar di wilayah tropis dan subtropis.

"Panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim merupakan ancaman eksistensial terhadap populasi manusia," tulis Ahima pada jurnal medis. Solusi untuk mengatasinya harus mencakup "strategi jangka pendek untuk beradaptasi dengan suhu saat ini, serta strategi jangka panjang yang secara drastis dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di masa depan."

Ilustrasi pingsan karena serangan panas. (abadonian/iStock)

Penyakit baru bisa berasal dari kenaikan suhu

Temperatur yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan kemunculan penyakit menular baru, ungkap profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Arturo Casadevall.