Desain “Blended Wing Body” Dapat Memangkas Emisi Karbon dari Pesawat?

By Daniel Kurniawan, Rabu, 19 Februari 2020 | 12:00 WIB
Airbus telah menguji desain pesawat baru yang menggabungkan tubuh dan sayap sebagai upaya menghadirkan industri penerbangan yang lebih ramah lingkungan. ()

Nationalgeographic.co.id - Produsen pesawat Airbus meluncurkan desain yang memadukan sayap dan badan pesawat pada pertengahan Februari lalu. Desain ini dirancang untuk memangkas emisi karbon sebanyak 20% dibanding pesawat konvesional. 

Sebetulnya, konsep desain “blended wing body” telah ada sejak tahun 1940-an dan mengarah ke U.S B-2 bomber, serta proyek penelitian X-48 antara Boeing dan NASA, satu dekade lalu.

Pesawat semacam itu rumit untuk dikendalikan tetapi menghasilkan gaya aerodinamis yang lebih sedikit--membuatnya lebih efisien untuk terbang.

Baca Juga: Akankah ‘Flygskam’ Mengubah Kebiasaan Penerbangan Internasional?

The European Planemaker telah melakukan uji terbang dengan demonstrator technology selebar 3,2 meter (10,5 kaki), bernama Maveric, di lokasi rahasia di Prancis sejak setahun lalu.

Kini, Planemaker sedang meninjau kembali desain tersebut lantaran industri jet penumpang tengah mencoba berkomitmen pada perjalanan udara yang lebih ramah lingkungan. 

"Kami percaya sekarang saatnya untuk mendorong teknologi ini lebih jauh dan mempelajari apa yang membawa kepada kami," ujar wakil presiden eksekutif teknik Airbus, Jean Brice Dumont.

“Kami membutuhkan teknologi disruptif ini untuk memenuhi tantangan lingkungan. Ide tersebut merupakan generasi pesawat berikutnya; kami sedang mempelajari suatu opsi,” imbuhnya.

Baca Juga: Cita Rasa Hilang dalam Penerbangan, Mengapa Hal ini Bisa Terjadi?

Airbus saat ini tengah mempelajari bagaimana awak kabin bisa bekerja dan bagaimana pesawat tersebut diintegrasikan ke bandara. Satu pertanyaan yang belum terjawab adalah “apakah pesawat seperti itu akan memiliki jendela atau memfasilitasi layar video kepada para penumpang untuk memberi pemandangan tentang lingkungan sekitar mereka?”

Ini karena penumpang akan duduk lebih jauh dari pusat pesawat, dibandingkan dengan model pesawat klasik. Mereka akan bergerak lebih jauh ketika pesawat berputar.