Nationalgeographic.co.id - Sebelum melakukan penerbangan dengan waktu tempuh yang panjang, biasanya kita akan membeli beberapa makanan atau camilan untuk dimakan di dalam pesawat.
Namun kemudian kita merasa hilang selera dan tidak tertarik untuk makan atau minum. Makanan yang kita beli sebelumnya pun terasa tidak seenak yang kita bayangkan. Beberapa makanan dan minuman tertentu kemudian justru terbayang setelah kita berada di ketinggian.
Baca Juga : Berhasil Lepas dari Jugun Ianfu Karena Menyamar Sebagai Lelaki
Pernahkah Anda mengalaminya? Jika pernah, Anda tidak sendiri. Robin Dando, asisten profesor bidang sains makanan dari Cornell University menjelaskan bahwa tingkat desibel yang tinggi dalam kabin memengaruhi indra perasa para penumpang.
Indra perasa tidak terlalu sensitif mencecap minuman ringan, sementara itu rasa yang dikenal sebagai umami akan meninggi.
Bagi penumpang yang haus, mereka akan menginginkan sesuatu yang pekat dan gurih. Tidak jarang mereka kemudian memilih jus. Maskapai Lufthansa Jerman contohnya, mereka mempersiapkan jus tomat bagi para penumpangnya sebagai respons atas permintaan yang tinggi.
Maskapai Lufthansa bahkan memperkirakan penumpang yang mengonsumsi jus tomat sama banyaknya dengan penumpang yang memesan bir dalam penerbangannya.
Baca Juga : Boeing Tunda Peluncuran 777X Setelah Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines
Psikolog dari Universitas Oxford, Charles Spence menjelaskan bahwa fenomena ini tidak hanya terjadi dalam penerbangan. Lingkungan dengan tingkat kebisingan tinggi juga dapat mengubah persepsi kita tentang rasa. Hal ini mungkin menegaskan mengapa banyak orang tidak memilih restoran yang berisik sebagai tempat mereka makan.
Bagaimana dengan Anda? Apakah kebisingan memengaruhi selera makan Anda?
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR