Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan berhasil memecahkan misteri terkait jejak kaki yang berada di langit-langit gua di kawasan Gunung Morgan yang sudah membingungkan peneliti sejak 1950. Misteri tersebut berhasil dipecahkan oleh Anthony Romilio, paleontologi dari Universitas Queensland.
Garis jejak di langit-langit gua tersebut bukanlah dari dinosaurus yang memanjat, melainkan karena mereka berjalan di atas sedimen lunak di sepanjang danau kuno yang kemudian tertutup pasir.
Menurut Romilio, erosi lah yang menyebabkan jejak di lapisan lunak tersebut terperangkap di langit-langit gua.
“Di dalam gua Gunung Morgan, endapan danau yang lebih lembut terkikis sehingga membuat pasir yang lebih keras terisi” kata Romilio, dikutip dari siaran pers laporan penelitian Universitas Queensland.
Baca Juga: Tak Disangka, Kura-Kura Purba Ternyata Bertahan dari Hantaman Asteroid
Baca Juga: Penemuan-penemuan Arkeologis di Natuna yang Perlu Anda Ketahui
Sebelumnya, Ross Staines, pemburu fosil, pernah mendokumentasikan foto dari gua-gua Gunung Morgan serta mencatatnya secara terperinci. Dokumen-dokumen dari Ross Staines yang dijaga pihak keluarganya, menjadi acuan Romilio untuk menguak temuan jejak yang ternyata diduga dari dua dinosaurus berbeda.
Tim peneliti awalnya menganggap bahwa kelima jejak yang ada di gua tersebut sebagai jejak tangan dan kaki mereka, tapi Romilio membantahnya.
“Dibanding jejak satu dinosaurus yang berjalan dengan empat kaki, sepertinya kita mendapatkan dua jejak dinosaurus herbivora yang berjalan secara bipedal (dua kaki) di sepanjang danau kuno," katanya.