Nationalgeographic.co.id - Hampir 40 tahun telah berlalu sejak para ilmuwan menemukan penyebab kepunahan dinosaurus, yaitu sebuah asteroid jatuh ke Bumi di daerah yang sekarang menabrak wilayah Bumi yang di dunia modern sekarang dekat negara Meksiko. Kurang lebihnya begitu.
Baru-baru ini, penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Science mendukung hipotesis alternatif: bencana-bencana yang terjadi setelah tabrakan hebat asteroid yang menjadi penyebab kepunahan dinosaurus dan makhluk hidup lainnya.
Penelitian ini dibangun dari riset-riset sebelumnya–termasuk yang diterbitkan tahun lalu–yang menunjukkan adanya hubungan antara tabrakan asteroid, peningkatan erupsi gunung berapi, dan peristiwa kepunahan massal.
Pada tahun 1980, fisikawan eksperimental Amerika Luis Alvarez, putranya, Walter, yang seorang geolog, dan rekan-rekan mereka menerbitkan dalam jurnal Science sebuah makalah kemudian menjadi sangat berpengaruh .
Di dalamnya, mereka menguraikan bukti bencana global sekitar 66 juta tahun yang lalu. Bukti-bukti ini terkubur dalam lapisan yang tersebar di seluruh planet ini.
Mereka menemukan kadar iridium yang tinggi–elemen langka di kerak bumi, tetapi umum di meteorit. Mereka menemukan bahan mineral, berupa butiran kuarsa dengan tanda-tanda retakan yang dihasilkan dari tabrakan asteroid, serta bukti adanya batuan cair panas yang terlontar akibat ledakan akibat tumbukan.
Dengan penemuan kawah Chixulub di Semenanjung Yukatan, Meksiko, misteri kasus ini tampaknya terpecahkan.
Kejayaan dinosaurus berakhir dengan tabrakan meteorit. Hal ini menandai berakhirnya Zaman Kapur (Cretaceous), dan dimulainya periode Paleogen, yang disebut batas K-Pg.
Namun dalam komunitas ilmu kebumian, ketidakpuasan terus ada.
Dua dari kepunahan massal terbesar dalam catatan geologis bertepatan dengan peristiwa banjir basal (flood basalt) yang menerjang 542 juta tahun lalu. Dua kepunahan tersebut adalahnya berakhirnya Era Permian 251 juta tahun yang lalu, dan–seperti yang disoroti oleh Science–kepunahan dinosaurus pada akhir Zaman Kapur 66 juta tahun yang lalu.
Kebetulannya tampak terlalu pas.
Dalam memahami hubungan antara peristiwa vulkanik yang menyebabkan banjir, tabrakan meteorit dan kepunahan, waktu merupakan segalanya.
Source | : | The Conversation Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR