Nationalgeographic.co.id—Jumlah penyandang disabilitas diperkirakan sekitar 15% dari total populasi dunia. Mereka merupakan kumpulan talenta yang kebanyakan belum dimanfaatkan di pasar tenaga kerja.
Para difabel menghadapi risiko tinggi untuk dikesampingkan lebih jauh karena dunia kerja mengalami transformasi cepat, termasuk perkembangan teknologi, perubahan iklim, dan perubahan demografis. Akibatnya, ketidaksetaraan yang ada dapat meningkat—kecuali jika negara menerapkan berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini.
Di Uni Eropa, 60 persen penyandang disabilitas memiliki pekerjaan, sedangkan angka untuk seluruh populasi adalah 82 persen. Sedangkan di Amerika Serikat berjumlah 37% dibandingkan dengan 77 persen. Rata-rata, pekerja difabel berpenghasilan lebih rendah dari pekerja non-difabel, dan seringkali tidak diberi akses ke pendidikan, teknologi, serta perlindungan sosial, di antara hal-hal penting lainnya.
Baca Juga: Kisah Garuda Rinjani, Kaum Difabel dari Mataram yang Berdikari