Berapa Lama Virus Corona Dapat Hidup dan Bertahan di Permukaan?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 24 Februari 2020 | 18:16 WIB
Virus corona. (via PCMA)

Nationalgeographic.co.id - Berdasarkan laporan dari CNN, bank sentral di Tiongkok telah mengambil langkah untuk membersihkan--bahkan menghancurkan--beberapa uang tunai mereka karena takut virus corona dapat bertahan hidup di atas permukaannya dan menyebar ke manusia. 

Namun, berapa lama sebenarnya virus corona dapat hidup di permukaan sutu barang? Jawabannya, tidak ada yang tahu. Namun, jika COVID-19 ini menyerupai virus corona sebelumnya yang menyebabkan SARS dan MERS, ia dapat bertahan hidup di atas permukaan--seperti logam, gelas atau plastik--selama sembilan hari. (Sebagai perbandingan, virus flu dapat bertahan di permukaan hingga 48 jam). 

Baca Juga: Peneliti: Seseorang Bisa Memiliki dan Menularkan Virus Corona Meski Gejalanya Tak Terlihat

Dalam studi terbaru, para ilmuwan menganalisis beberapa publikasi terkait coronavirus baru untuk mendapat gagasan seberapa lama mereka dapat bertahan di luar tubuh inangnya. 

Mereka menemukan bahwa virus ini dapat bertahan di permukaan selama lebih dari seminggu. Namun, beberapa dari mereka tidak aktif jika berada pada suhu di atas 30 derajat celsius.

Selain itu, para peneliti juga menemukan fakta bahwa virus corona dapat musnah dengan mudah dengan disinfektan. 

Sebagai contoh, disinfektan dengan 62-71% ethanol, 0,5% hidrogen peroksida atau 0,1% natrium hipoklorit dapat secara efisien 'menonaktifkan' virus corona dalam satu menit. 

Meski begitu, peneliti mengatakan, masih belum jelas seberapa lama tangan dapat terkontaminasi virus corona setelah menyentuh pasien yang sakit atau permukaan dengan virus tersebut. World Health Organization (WHO) merekomendasikan pembersih tangan berbasis alkohol untuk dekontaminasi. 

Baca Juga: Kapan Vaksin Virus Corona Bisa Dibuat? Ini Jawaban Ahli Vaksin

Sangat mungkin seseorang tertular virus corona setelah menyentuh permukaan suatu objek. "Ini terjadi jika ia kemudia menyentuh mulut, hidung, atau mata mereka," kata peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Namun, hal tersebut juga bukan satu-satunya cara virus menyebar. CDC mengatakan, virus juga kemungkinan besar menyebar dari orang ke orang melalui kontak dekat atau liur dari batuk dan bersin yang dapat mendarat di mulut atau hidung orang terdekat.

Hasil studi ini dipublikasikan pada 6 Februari 2020 pada The Journal of Hospital Infection.