Nationalgeographic.co.id - Peneliti Tiongkok mengungkapkan bahwa trenggiling--salah satu hewan yang paling sering diperdagangkan--mungkin memainkan peran kunci pada penyebaran virus corona. Para ahli dari Inggris juga menyatakan bahwa kemungkinan ini tampaknya cukup masuk akal, meskipun perlu studi lebih lanjut untuk memastikannya.
Para ilmuwan dari South China Agriculturan University telah menemukan bahwa strain virus corona yang menginfeksi trenggiling, 99 persen mirip dengan yang ditemukan pada manusia. Dengan kata lain, trenggiling bisa saja merupakan inang perantara virus (bertindak sebagai perantara yang memungkinkan virus untuk melompat dari kelelawar ke manusia).
Trenggiling merupakan mamalia yang kerap ditemukan di Asia dan Afrika--beberapa di antaranya terancam punah. Meskipun dilindungi oleh hukum internasional, tapi trenggiling menjadi mamalia yang sering diselundupkan di Asia, dan mungkin dunia. Perdagangan ilegal ini didorong oleh permintaan yang tinggi di Tiongkok Selatan dan Vietnam, di mana sisik mereka dipercaya bisa menjadi obat berbagai penyakit. Sementara dagingnya, dijadikan santapan.
Baca Juga: Bayi Berusia 30 Jam di Wuhan Menjadi Pasien Termuda Virus Corona
Para ilmuwan cukup yakin coronavirus baru (2019-nCoV) berasal dari kelelawar kemudian ditularkan ke manusia. Namun, bisa jadi ada perantara spesies hewan lain sebelumnya. Mengingat trenggiling diperdagangkan secara global melalui pasar hewan yang sanitasinya buruk, ada kemungkinan mereka dapat bertindak sebagai inang perantara yang sangat efektif.
"Penemuan terbaru ini sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian virus corona yang baru," papar para peneliti South China Agricultural University dalam situs mereka.
Seperti yang telah disebutkan, hasil dari studi ini belum diulas dan dipublikasikan. Meskipun beberapa peneliti mengatakan bahwa laporan ini sangat 'menarik' dan 'membangkitkan minat', tapi mereka mengingatkan jangan mengambil kesimpulan pasti sebelum data lengkapnya dirilis.
Baca Juga: Hati-hati Hoaks Tentang Virus Corona, Berikut Tujuh di Antaranya
"Data mengenai kesamaan RNA hampir 99 persen, masih belum cukup," ujar Profesor James Wood, kepala Department of Veterinary Medicine di University of Cambridge.
"Laporan bahwa trenggiling menjadi inang perantara virus corona sangat menarik. Namun, akan lebih meyakinya jika ada lebih banyak data yang mendukung klaim ini," papar Mark Harris, profesor ilmu virus dari University of Leeds yang turut mengomentari hasil studi tersebut.
Sementara itu, wabah virus corona semakin merebak sejak bermula di kota Wuhan, Tiongkok, pada 2019. Hingga Senin (10/2), jumlah korban meninggal telah mencapai 910 orang.
KOMENTAR