Ini yang Terjadi Saat Virus Corona Menyerang Organ Tubuh

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 3 Maret 2020 | 14:24 WIB
Virus corona. (via PCMA)

Seperti hati, ginjal Anda berperan sebagai penyaring darah. Setiap ginjal diisi dengan sekitar 800 ribu unit penyulingan mikroskopis yang disebut nefron. Nefron-nefron ini memiliki dua komponen utama: filter untuk membersihkan darah, serta tabung kecil untuk mengembalikan hal-hal baik ke dalam tubuh dan membuang yang kotor melalui urine.

Tubulus ginjal tampaknya yang paling terpengaruh oleh virus corona ini. Setelah wabah SARS merebak, WHO melaporkan bahwa virus ini ditemukan pada tubulus ginjal yang mengalami peradangan.

Kar Neng Lai, profesor emeritus di University of Hong Kong sekaligus ahli nefrologi di Hong Kong Sanatorium and Hospital menyatakan, tidak jarang ditemukan virus di tubulus, jika ia sebelumnya ada di dalam aliran darah Anda. Karena ginjal Anda secara terus menerus menyaring darah, kadang sel tubular dapat menjeak virus dan menyebabkan cedera sementara atau ringan.

Cedera itu bisa jadi mematikan jika virus menembus sel dan mulai bereplikasi. Namun, Lai—yang juga bagian dari tim peneliti pertama yang melaporkan SARS dan berkontribusi pada studi Kidney International—mengatakan tidak ada bukti yang menyatakan bahwa virus SARS bereplikasi di dalam ginjal.

Baca Juga: Dua Warga di Indonesia Positif Corona, Ini Kronologis Penularannya

Menurut Lai, temuan yang menunjukkan cedera ginjal akut pada pasien SARS mungkin disebabkan beberapa faktor, termasuk tekanan darah rendah, sepsis, obat-obatan, atau gangguan metabolisme.

Sementara itu, semakin parah kasus yang mengarah ke gagal ginjal akut menunjukkan tanda-tanda badai sitokin. Gagal ginjal akut pun kadang-kadang juga disebabkan oleh antibiotik atau kegagalan multiorgan. Pada akhirnya, semuanya terhubung.

Angka kesembuhan

Petugas kesehatan di ruang isolasi di sebuah rumah sakit di Zhouping, Tiongkok, berpelukan untuk saling memberi kekuatan dalam menangani pasien COVID-19. (STR/AFP/Getty Images via National Geographic)

Berdasarkan data dari WHO (1/3/2020), mayoritas pasien COVID-19 merupakan orang dewasa. Gejala yang paling sering dilaporkan, meliputi demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. 

Diketahui bahwa kebanyakan pasien (80%) mengalami gejala penyakit yang ringan. Sekitar 14% pasien mengalami cukup parah, sementara yang benar-benar kritis mencapai 5%. 

Laporan sebelumnya melaporkan bahwa COVID-19 berkaitan dengan usia (sering terjadi pada orang tua berusia lebih dari 60 tahun) atau sebelumnya sudah memiliki penyakit. 

Hingga berita ini diturunkan, sudah ada 48,177 pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh.