Kopi atau Teh Hijau? Preferensi Makanan Kita Ternyata Dipengaruhi Faktor Genetika

By Daniel Kurniawan, Senin, 4 Mei 2020 | 16:22 WIB
Ilustrasi teh celup. (Kompas.com)

Nationalgeographic.co.id - Mana yang lebih Anda suka untuk diminum di pagi hari, kopi atau teh hijau? Sebuah studi mengungkapkan bahwa apa yang Anda pilih ternyata dapat ditentukan oleh gen Anda.

Para peneliti dari Riken Center for Integrative Medical Sciences (IMS) dan Universitas Osaka di Jepang mempelajari data genetik dan preferensi makanan lebih dari 160.000 orang di Jepang.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Human Behavior ini, menemukan hubungan genetika untuk 13 kebiasaan diet termasuk konsumsi alkohol, minuman dan makanan lain, dan juga penyakit kritis pada manusia seperti kanker dan diabetes.

Baca Juga: Melepaskan Hewan ke Arktika Bisa Bantu Melawan Perubahan Iklim? 

Menurut National Human Genome Research Institute, yang merupakan bagian dari US National Institutes of Health, studi genom biasanya dilakukan untuk mengaitkan variasi ‘gen spesifik’ dengan penyakit tertentu. 

Hal ini melibatkan pengelompokan ribuan orang secara bersamaan dan tergantung pada apakah mereka memiliki penyakit dan melihat penanda DNA yang disebut polimorfisme nukleotida tunggal, atau SNP, yang dapat digunakan untuk memprediksi keberadaan penyakit itu. 

Jika para peneliti menemukan SNP yang berulang kali dikaitkan dengan kelompok penyakit, mereka dapat mengasumsikan bahwa orang-orang dengan variasi genetik mungkin berisiko terhadap penyakit tersebut.

Alih-alih melihat penyakit, tim peneliti memeriksa kebiasaan diet untuk mencari tahu apakah ada penanda yang membuat orang "berisiko" karena kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu.

Para peneliti menggunakan data lebih dari 160.000 orang Jepang dari BioBank Japan Project, yang diluncurkan pada tahun 2003 dengan tujuan untuk memberikan bukti untuk penerapan obat yang dipersonalisasi. Proyek ini mengumpulkan DNA dan informasi klinis, termasuk item yang berkaitan dengan gaya hidup peserta seperti kebiasaan diet, yang direkam melalui wawancara dan kuesioner.

Mereka menemukan sembilan lokasi genetik yang berhubungan dengan mengkonsumsi kopi, teh, alkohol, yogurt, keju, natto (kacang kedelai yang difermentasi), tahu, ikan, sayuran dan daging. Varian yang berperan atas kemampuan mencicipi rasa pahit juga menjadi objek amatan. 

Mereka yang makan lebih banyak ikan, natto, tahu dan sayuran memiliki varian genetik yang membuat mereka lebih sensitif terhadap rasa umami, paling baik digambarkan sebagai rasa gurih atau "daging".

Bahan-bahan utama makanan juga penting--misalnya, ada korelasi genetik positif antara makan yogurt dan makan keju, keduanya makanan berbasis susu. Untuk menemukan apakah salah satu penanda genetik yang terkait dengan makanan ini juga dikaitkan dengan penyakit, para peneliti melakukan penelitian fenom.