Hutan Tropis Kehilangan Kemampuannya Menjadi Paru-Paru Dunia

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Rabu, 11 Maret 2020 | 13:47 WIB
Ilustrasi pepohonan di hutan. (sierravacationrentals.com )

Nationalgeographic.co.id - Kita tahu bahwa hutan tropis berfungsi sebagai paru-paru dunia. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di Indonesia, Brasil, dan Afrika. 

Namun, sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa hutan kini kehilangan kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida. Studi gabungan yang dipimpin oleh para ilmuwan dari University of Leeds, mengamati lebih dari 300 ribu pohon yang tidak tersentuh aktivitas manusia di Amazon dan wilayah tropis di Afrika selama tiga dekade. 

Para ilmuwan mengukur diameter dari pohon tersebut kemudian menggunakan paku untuk menandainya. Mereka juga memperkirakan ketinggian pohon dan memeriksanya secara berkala setiap beberapa tahun. 

Dengan melakukan hal tersebut, para ilmuwan mampu menghitung karbon dioksida yang tersimpan di pepohonan--baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. 

Baca Juga: Kabar Buruk, Hutan Amazon Menghasilkan Karbon Lebih Banyak Dibanding yang Diserapnya

Hasilnya menunjukkan bahwa hutan hujan tropis di seluruh dunia, telah kehilangan kemampuan mereka untuk menyerap karbon. Berdasarkan penemuan tersebut, diketahui bahwa hutan tropis kini mengambil karbon dioksida lebih sedikit dari sebelumnya pada 1990-an. 

Sebelumnya, hutan hujan tropis juga telah dilaporkan mengalami penurunan kemampuan sebagai penyerap karbon dioksida. Tren ini kemungkinan akan berlanjut karena hutan semakin terancam oleh perubahan iklim dan eksploitasi deforestasi.

“Salah satu dampak paling mengkhawatirkan dari perubahan iklim telah dimulai,” kata Simon Lewis dari University Leeds yang menjadi salah satu penulis penelitian ini.

Baca Juga: Peneliti: Hutan Amazon Sedang Mengalami 'Kerusakan Fungsional'

Lewis menambahkan, bila eksploitasi terus berlanjut, hutan hujan tropis yang tadinya merupakan paru-paru dunia bisa berubah menjadi sumber karbon dioksida pada 2060.

“Sejauh ini, manusia beruntung, karena hutan tropis banyak menyapu polusi, tapi mereka tidak bisa melakukan itu terus. Kita perlu menghentikan emisi bahan bakar fosil sebelum siklus karbon global mulai melawan kita. Sekarang saatnya beraksi,” kata Lewis.