Zona Aman, Cara Saturnus Menjaga Satelitnya Agar Tidak Terjatuh

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 2 April 2020 | 10:26 WIB
Saturnus dengan cincinnya. (NASA/Ames/SwRI)

Nationalgeographic.co.id - Saturnus memiliki 62 buah satelit alami. Mengingat banyaknya satelit yang dimiliki Saturnus, para ilmuwan pun bertanya-tanya bagaimana ia menjaga satelit-satelitnya agar tidak terjatuh ke planet lain selama proses revolusi.

Masahiro Ogihara dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) dan Yuri Fujii dari Nagoya University berhasil menemukan jawabannya. Menurut mereka, ini dipengaruhi oleh gradien suhu yang terjadi di sekitar gas raksasa baru.

Ogihara dan Fujii menciptakan model baru cakram yang mengitari planet dengan distribusi suhu yang lebih nyata dengan mempertimbangkan berbagai sumber gas sekitar Saturnus. Kemudian mereka melakukan simulasi migrasi orbit satelit dengan mempertimbangkan tekanan dari cakram gas dan gravitasi satelit lainnya.

Baca Juga: Berbeda dengan Bumi, Hujan di Saturnus dan Jupiter Menghasilkan Berlian

Dari hasil simulasi ini, mereka menemukan adanya zona aman yang mengandung gas yang lebih hangat di sekitar Saturnus. Zona ini membantu para satelit Saturnus terdorong menjauh dari planet lain.

Di tata surya, planet-planet raksasa seperti Saturnus, Jupiter, dan Uranus, dikelilingi oleh gas dan debu saat terbentuk pada masa awal kelahirannya, beberapa di antaranya bergabung menjadi bulan. Namun Titan pada Saturnus menjadi anomali yang tidak bisa dijelaskan yang terungkap dengan simulasi ini.

“Kami mendemonstrasikan untuk pertama kalinya bahwa sebuah sistem dengan satu bulan besar di sekitar planet raksasa bisa terbentuk,” kata Fujii. “Ini adalah poin penting untuk memahami asal usul Titan.”

Baca Juga: Titan, Satelit Saturnus yang Mirip dengan Bumi

Simulasi ini menandai penjelasan mengenai cara satelit seperti Titan juga dapat menghindari kematiannya dengan jatuh ke Saturnus.

“Akan sulit memeriksa apakah Titan benar-benar mengalami proses ini. Skenario kami dapat diverifikasi melalui penelitian satelit sekitar planet yang jauh dari Matahari. Jika banyak exomoon tunggal ditemukan, mekanisme pembentukan seperti itu akan menjadi masalah luar biasa,” kata Ogihara.