Nationalgeographic.co.id - Jika biasanya hujan di Bumi menjatuhkan air, tapi ini tidak terjadi di planet Saturnus dan Jupiter. Di sana, justru yang muncul adalah berlian. Hal ini disampaikan oleh Dr Kevin Baines, peneliti di NASA.
Menurut analisis Baines dan koleganya, data atmosfer dari kedua planet gas raksasa itu menunjukkan tingkat karbon yang berlimpah dalam bentuk kristal. Bahkan, beberapa "awan" kristal itu tumbuh begitu besar hingga Baines menyebutnya sebagai diamondberg.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Kondisi Bulan yang Menyusut dan 'Gemetar'
Berlian terbentuk dalam proses yang cukup panjang. Mulanya, badai petir mengubah metana menjadi karbon yang mengeras menjadi potongan grafit. Ketika memasuki atmosfer Saturnus maupun Jupiter, grafit tersebut mengeras menjadi permata.
Menurut Baines, ada 1.000 ton berlian per tahun yang dibuat oleh planet Saturnus. Berlian padat ini kemudian masuk lebih jauh di kedalaman planet hingga mereka sangat dekat dengan cairan inti.
Baca Juga: NASA Bersiap Hadapi ‘God of Chaos’, Asteroid Besar yang Akan Menghampiri Bumi
Tak seperti di Bumi, cairan inti Jupiter dan Saturnus dianggap lebih panas. Hal ini membuat berlian tadi menjadi cair.
"Begitu turun ke kedalaman ekstrem, tekanan dan suhunya sangat mengerikan, tidak mungkin berlian bisa tetap solid," ujar Baines.
Satu kemungkinan yang terjadi di inti kedua planet itu adalah terjadinya "lautan" berlian cair. Hal ini memunculkan ide untuk menambang berlian di kedua planet itu lalu dibawa pulang ke Bumi. Namun, rencana ini masih sangat jauh untuk diwujudkan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR