Setelah memilah data dari misi Cassini yang mengorbit di Saturnus, peneliti dari Cornell University akhirnya berhasil memetakan permukaan satelit terbesar planet Saturnus, Titan.
Dari pemetaan topografi terbaru ini, peneliti menemukan sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya. Ternyata, Titan memiliki beberapa kemiripan dengan Bumi.
Sebagai contoh, peta tersebut memperlihatkan adanya permukaan laut yang serupa dengan planet kita ini. Meski lautan itu berisi dengan senyawa hidrokarbon yang super dingin, peneliti menemukan bahwa lautan Titan memiliki permukaan ekipotensial atau permukaan laut yang sama dengan lautan Bumi.
Baca juga: Gempa Jakarta: Waspada Gempa Sunda Megathrust
Sejak Cassini memberikan foto-foto penampakan pertama Titan, para peneliti telah menggunakan citra tersebut untuk mengeksplorasi kesamaannya dengan Bumi.
Astronom Cornel Alex Hayes menyebut jika peneliti mengukur dengan seksama ketinggian permukaan cairan dengan tingkat akurasi hingga 40 sentimeter.
Selain itu, Hayes percaya bahwa mungkin saja lautan hidrokarbon di Titan mengalir dan berhubungan satu sama lain di bawah permukaan daratan yang akan memberi kesan bahwa ada lebih banyak hidrokarbon cair di Titan daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Temuan yang telah dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters ini tentunya menjadi keberhasilan dunia astronomi.
Sebab, peneliti dapat melakukan pengamatan terhadap satelit yang berjarak 930 juta mil dari matahari.
Temuan ini juga berarti akan membuat misi Titan selanjutnya jadi lebih menarik, atau bisa jadi ini hanya permulaan untuk membuka misteri Titan yang lain. Sebab kita tidak akan tahu pasti apa yang menanti selanjutnya di satelit Saturnus sampai kita tiba di sana.
Sementara itu, mata astronom tidak hanya terpaku pada Titan. Ada satelit lain di tata surya yang memiliki karakteristik menyerupai Bumi.
Baca juga: Pertama Kali Dalam Sejarah, Ribuan Astronom Amatir Temukan Galaksi Baru
Ia adalah Europa, satelit Jupiter yang juga dipercaya bisa mendukung kehidupan organik. NASA sudah berencana mengirim kendaraan luar angkasa ke sana supaya bisa mengeksplorasi satelit tersebut pada pertengahan 2020.
Artikel ini sudah pernah tayang pada Kompas.com. Baca artikel sumber.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR