Mengenal Zoonosis, Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

By Fikri Muhammad, Selasa, 7 April 2020 | 15:08 WIB
Seorang peneliti di Gunung Morungole, Uganda memeriksa kelelawar untuk tanda-tanda malaria, Zika, dan patogen lainnya. ()

Baca Juga: Lukisan Van Gogh Dicuri Saat Museum Belanda Tutup Karena COVID-19

Penyakit zoonosis lain yang terkenal ialah Ebola atau secara resmi disebut Zaire ebolavirus. Diperkirakan penyakit ini dibawa oleh kelewar lalu ditularkan ke hewan lainya seperti simpanse, gorila, duiker, bahkan hewan ternak seperti babi. Hewan-hewan tersebut kemudian menularkanya pada manusia yang melakukan kontak langsung atau memakan mereka.

Virus ini menyebabkan penyakit parah dan fatal yang menyebabkan demam, mudah letih, diare, muntah, sakit perut, pendarahan, dan memar. Rata-rata gejala muncul antara delapan hingga 10 hari setelah terinfeksi.

Ebola menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh. Seperti darah, urin, feses, muntah, ASI, dan air liur dari orang yang sakit atau meninggal karena Ebola.

Virus masuk ke tubuh melalui luka di kulit atau melalui selaput lendir, seperti yang ada di mata, hidung, atau mulut. Jarum atau jarum suntik yang terkontaminasi juga dapat menularkan virus, dan ada kemungkinan kuat bahwa itu juga dapat menyebar melalui kontak seksual. Selain itu, virus ini dapat bertahan dalam air mani, bahkan setelah dia pulih darinya.

Adapula penyakit Lyme yang disebabkan oleh kutu rusa. Ia menempel pada kulit manusia, memotong kulit, dan memasukan tabung makananya. Jika kutu membawa bakteri yang menyebabkan penyakit Lyme maka seseorang itu terkena zoonosis.

Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii. menurut CDC (Center for Disease Control and Prevention), penyakit ini memiliki gejala yang khas termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, dan erythema migrans. Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke persendian, jantung, dan sistem saraf.

Zoonosis, penularan penyakit dari hewan ke manusia ()

Manusia hidup berdampingan dengan hewan. Bahkan jika ia tidak memiliki peliharaan atau ternak, ia masih menjumpai tikus atau kutu di rumah mereka. Beberapa hewan yang bisa menularkan penyakit zoonosis diantaranya sebagai berikut.

Kucing, dapat menularkan toxoplasmosis, Pasteurella, dan kurap. Kelelawar dapat menularkan Ebola, SARS, MERS, rabies, virus Nipah, virus Hendra.

Lalu ada anjing yang dapat menularkan rabies, norovirus, Pasteurella, salmonella, kurap, dan cacing tambang. Terakhir, ada kutu yang dapat menularkan penyakit Lyme, demam Rocky Mountain, dan penyakit Powassan.

Baca Juga: Perusahaan Ini Kembangkan Magic Mushroom yang Berikan Dampak Positif

Cara-cara untuk menghindari kontaksi dengan zoonosis menurut CDC ialah cuci tangan dengan sabun atau penyanitasi tangan setelah melakukan kontak dengan hewan. 

Kemudian, jauhkan unggas, tikus, reptil, dan amfibi dari wajah. Pakailah pakaian dan oleskan semprotan yang mencegah gigitan nyamuk, caplak, dan kutu. Serta, Hindari gigitan dan goresan dari hewan.

Waspadai hewan yang dapat menularkan penyakit zoonosis di tempat-tempat seperti kebun binatang atau pameran hewan atau di tempat penitipan anak dan sekolah.