Cuci Tangan Bantu Hentikan COVID-19. Tetapi Air Langka di India

By Fikri Muhammad, Kamis, 9 April 2020 | 12:35 WIB
Seorang guru mengilustrasikan teknik tangan yang benar untuk anak-anak di sekolah di desa Gori Kothapally. FOTO OLEH SANJIT DAS, PANOS GAMBAR / REDUX ()

Bahkan tahun ini, hampir 33 persen dari wilayah India sudah mengalami kekeringan sebelum musim panas. 

Daerah yang terkena dampak banyak dari pedesaan India. Mereka bergantung pada truk tangki air pemerintah untuk memberikan maksimum 20 hingga 25 liter per orang dalam satu hari. Ukuran ini cukup untuk mencuci tangan mencegah COVID-19 tetapi jika penduduk desa tidak melakukanya untuk hal lain.

Amar Habib, seorang pemimpin gerakan petani lokal mengatakan bahwa di negara bagian tempat Habib tinggal dan kerja di Marathwada juga terdampak kekeringan. Truk pemerintah seringkali tidak muncul di desa. Bahkan menurutnya, cuci tangan selama 20 detik adalah hal yang tidak masuk akal. 

"Pedesaan India tidak memiliki cukup air untuk terus mencuci tangan setiap hari," ucap Habib di National Geographic (07/04/2020).

Seorang wanita mandi di dekat Bhubaneshwar, sebuah kota di negara bagian timur Odisha. Bahkan di kota-kota India, sebagian besar rumah tangga kekurangan air ledeng; di pedesaan 82 persen. FOTO OLEH ANDREA BRUCE, KOLEKSI NAT GEO ()

Kelangkaan air di pedesaan India juga dibarengi dengan sikap orang pedesaan acuh terhadap kebiasaan mencuci tangan. Menurut survei pemerintah, sekitar 70 persen dari mereka mencuci tangan tanpa sabun sebelum makan, sementara lebih dari 30 persen lainya mencuci tangan setelah buang air besar. 

Kurangnya kesadaran kebersihan tangan membuat masyarakat desa rentan terhadap penyakit menular. Di India, hampir 21 persen penyakit menular termasuk kolera, disentri, hepatitis A, dan tifus ditularkan melalui air yang dapat dicegah bila mencuci tangan dengan lebih baik. 

Baca Juga: Sejak 1976, Sejarawan Ini Sudah Peringatkan Soal Pandemi dari Mutasi Virus Influenza

Infrastuktur juga menjadi hal yang penting. Sebuah laporan yang dirilis oleh WHO dan UNICEF mengatakan bahwa pada 2017, tiga miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki fasilitas dasar di rumah untuk mencuci tangan dengan sabun dan air. Lebih dari 670 juta orang masih buang air besar di tempat terbuka dan 700 juta lainnya menggunakan fasilitas yang kurang baik dan tidak bersih.

Yusuf Kabir, seorang spesialis WASH di UNICEF Maharashtra mengatakan kepanikan COVID-19 justru menghadirkan "peluang unik" untuk meyakinkan masyarakat guna meningkatkan kebersihan mereka.

"Hal ini memungkinkan untuk mempertahankan rutinitas cuci tangan yang baik dengan air yang terbatas," kata Kabir.

Sebelumnya, Perdana Menteri Modi, menanggapi krisis pada 2019, berjanji akan menyediakan air pipa untuk setiap rumah tangga di pedesaan dengan kecepatan 55 liter air per orang pada tahun 2024.

Hadirnya COVID-19 diyakini membawa manfaat pada kebersihan masyarakat ketika pandemi berlalu, menurut CEO Water Aid India V.K Madhavan.

"Kebersihan tangan berpotensi menjadi bagian dari perilaku seseorang," ucap Madhavan di halaman National Geographic.