Para Ilmuwan Ini Ubah Virus Corona Menjadi Instrumen Musik Indah

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 14 April 2020 | 14:06 WIB
Spike protein COVID-19 yang diubah menjadi alunan musik (Markus J Buehler)

Nationalgeographic.co.id— Ada banyak gambar ilustrasi virus corona (COVID-19) di internet yang bisa Anda lihat. Virus tersebut terlihat memiliki banyak spike yang mengandung protein yang menyelimutinya yang bisa menggantungkan dirinya pada sel inang.

Kini para ilmuwan menemukan cara agar virus corona bisa didengar melalui menerjemahkan struktur protein yang dimilikinya menjadi aransemen musik dengan teknik baru yang disebut sonifikasi.

Musik tersebut diunggah di SoundCloud dan jurnal penelitiannya diunggah di ACS Publication, Markus Buehler dari Massachusetts Institute of Technology bersama timnya membuat virus tersebut beralunan dengan dentang lonceng dan seruling yang mendayu adalah suara yang mewakili dari aspek berbeda dari protein yang menonjol dari permukaan virus.

Dengan teknik sonifikasi tersebut, para ilmuwan memberikan masing-masing asam amino dalam not unik dalam skala musik yang mengubah seluruh protein menjadi skoring musik.

Baca Juga: Perang terhadap Patogen: Pelajaran dari Sejarah untuk Lawan Corona

“Meskipun kita tidak dapat melihat benda-benda kecil nanoskopik seperti protein atau molekul lain yang membentuk hampir seluruh makhluk hidup termasuk sel, jaringan, serta patogen virus," tulis Buehler di keterangan musiknya di SoundCloud. Dia melanjutkan, "algoritma komputasi kami memungkinkan kita untuk membuat manifestasi materialnya terdengar.”

Bagian ini,menurut Buehler, adalah representasi musik dari urutan asam amino dan struktur lonjakan patogen protein COVID-19, 2019-nCOV (protein kumpulan data pengindentifikasi 6VSB).

Namun dalam kehidupan nyata, asam amino yang dimiliki virus cenderung melengkung dan membentang seperti lembaran. Peneliti menangkap fitur-fitur tersebut dengan mengubah durasi dan catatan volumenya. Getaran molekul yang disebabkan panas juga membantu suaranya terbentuk sendiri.

Berdasarkan laporan penelitiannya, format baru dalam bentuk musik membantu para ilmuwan untuk menemukan situs pada protein yang memungkinkan antibodi atau obat-obatan bisa terikat.

Baca Juga: Belajar dari Flu Spanyol 1918, Cara Ini Bisa Cegah Penyebaran Corona

Para ilmuwan menambahkan, dengan membandingkan urutan musik dari protein spike dengan database besar protein tersonifikasi lainnya, suatu saat mungkin membantu menemukan spike yang bertahan untuk diteliti agar bisa mencegah virus menginfeksi sel.

“Aspek musik ini menunjukkan sifat manipulasi virus, bagaimana ia membajak tubuh kita untuk bereplikasi, dan melukai kita di sepanjang jalan,” tulis Buehler.

“Jadi, musik adalah metafora untuk sifat virus ini untuk menipu tuan rumah dan mengeksploitasinya untuk penggandaannya sendiri,” terangnya.

Adapun jenis instrumennya adalah sepenuhnya pilihan peneliti. Dalam alunan tersebut musik tersebut seperti seorang memainkan koto (alat musik tradisional Jepang) dengan suara-suara yang menenangkan dan membawa kenyamanan di tengah wabah virus corona.