Sekelompok Primata Diduga Telah Berlayar dari Benua Afrika ke Amerika

By Aditya Driantama H, Selasa, 14 April 2020 | 10:27 WIB
Monyet ekor panjang yang menghuni kawasan hutan di wilayah Ubud, Gianyar, Bali. (Bayu Dwi Mardana)

Nationalgeographic.co.id - Ada teori yang disebut The Rafting Monkey atau monyet yang berlayar dengan rakit. Teori ini menjelaskan kedatangan monyet yang menghuni benua Amerika. Menceritakan sekelompok monyet yang berlayar dari Afrika ke Amerika Selatan sekitar 35 hingga 32 juta tahun lalu.

Teori ini populer pada 1980-an, sebagai penjelasan yang paling masuk akal untuk menjelaskan keberadaan primata di Amerika. Semua yang saat ini ditemukan di benua itu memiliki garis keturunan Platyrrhine yang berasal dari Afrika, tetapi tiba-tiba muncul dan ditemukan dalam catatan fosil Amerika sekitar 36 juta tahun yang lalu.

Dengan tidak adanya pendahulu, Platyrrhine menjadi perintis dan diperkirakan entah bagaimana melintasi Atlantik, mungkin dengan berlayar secara tidak sengaja di sebidang tanah yang terputus dari daratan Afrika dan terbawa ke arah barat oleh arus laut.

Baca Juga: Perubahan Iklim Menjadi Alasan Perpindahan Penduduk 6.000 Tahun Silam

Setibanya di benua Amerika, para primata bahari ini mulai ‘menjajah’ benua dan menjadi primata yang dominan. Bahkan menjadi satu-satunya yang tinggal di Amerika sampai manusia pertama tiba jutaan tahun kemudian.

Hal tersebut merupakan teori pemikiran. Namun, sebuah studi baru lewat jurnal yang dipublikasikan di Science, telah mengajukan kisah baru dalam fenomena ini, menunjukkan bahwa kelompok kedua dari primata mungkin telah melakukan pelayaran Atlantik secara mandiri.

Para penulis penelitian menggambarkan penemuan empat fosil gigi di sepanjang tepi sungai Yuruá di Amazon, Peru. Gigi itu milik primata yang bukan spesies Platyrrhine. Ini memiliki kemiripan yang kuat dengan primata yang sekarang sudah punah yang disebut Parapithecidae.

Fosil gigi Ucayalipithecus perdita yang ditemukan di Santa Rosa, Amazon, Peru. ()

Menurut para peneliti, gigi tersebut menunjukkan beberapa fitur yang membedakan mereka dari monyet Dunia Baru, termasuk "bulus primer dan bengkak pada dasarnya, cekungan trigon yang sangat terbatas [dan] conules yang berkembang dengan baik." Karakteristik tersebut meyakinkan bahwa pemilik gigi ini adalah Parapithecidae, yang hidup di Afrika Utara dan Timur hingga punah sekitar 11,5 juta tahun yang lalu.

Setelah memberi nama spesies Ucayalipithecus perdita dan menentukan bahwa spesies itu hidup antara 35 dan 32 juta tahun yang lalu, para peneliti kemudian mengalihkan perhatian mereka ke misteri perjalanan monyet yang kontroversial tersebut.

Baca Juga: Jejak Kaki Dinosaurus Raksasa Ditemukan di Atap Sebuah Gua di Prancis

Meskipun tidak semua orang yakin dengan teori The Rafting Monkey, peneliti menunjukkan ada beberapa bukti bahwa monyet ini memang menyeberangi lautan pada semacam bidang mengambang. Untuk satu hal, kehadiran U. perdita di Amerika bertepatan dengan waktu dimana terjadi penurunan permukaan laut yang disebabkan oleh penipisan Antartika. Hal ini yang bisa membuat pelayaran lebih mudah.

Seperti Platyrrhine, gelombang kedua primata ini diperkirakan sangat tangguh untuk bisa bertahan hidup saat pelayaran, mungkin tanpa makanan atau air untuk waktu yang lama. 

Di atas semua ini, penemuan gigi fosil di ribuan kilometer dari Pesisir Atlantik menunjukkan bahwa para pendatang baru pasti telah berkembang biak dengan subur untuk waktu yang cukup lama dan tersebar di sebagian besar benua. Hal ini menunjukkan tingkat fleksibilitas perilaku yang tinggi, karena kera-kera akan menyesuaikan pola pencarian makan agar sesuai dengan lingkungan baru mereka.