Pejabat Hindia Belanda memperkirakan korban tewas 36.417 orang, 90 persen di antaranya karena tsunami. Berbulan-bulan kemudian, Selat Sunda dipenuhi dengan batu apung tebal dan mayat-mayat. Menurut kesaksian pejalan yang mengunjungi wilayah itu dua pekan setelah letusan, masih banyak mayat manusia dan hewan yang menanti dikubur dengan bau yang tidak bisa digambarkan.
Badan Geologi Amerika Serikat menyebut bahwa erupsi pada 1883 merupakan contoh klasik pembentukan kaldera. Letusan ini juga menjadi contoh sempurna dari erupsi yang menimbulkan tsunami --yang gelombang terjauhnya dilaporkan hingga ke Semenanjung Arab.
Baca juga: 27 Agustus 1883, Krakatau Perlihatkan Kedahsyatannya