Gelagar-Gelagar Gunung Api Terdahsyat di Nusantara

By Fikri Muhammad, Selasa, 21 April 2020 | 13:30 WIB
Gelegar akbar Tambora pada 10-11 April 1815 memangkas sepertiga tinggi gunung tersebut. Sebuah kalde (Yunaidi Joepoet)

Barulah pada tahun 2013 publikasi ilmiah yang berjudul Source of the great A.D. 1527 Mistery Eruption Unveiled, Samalas Volcano, Rinjani Volcanic Complex, Indonesia.

Awang mengatakan bahwa jurnal tersebut mengisahkan bahwa ada gunung Samalas (4200 mdpl) yang sekarang menjadi Rinjani (3726 mdpl). Gunung itu mengeluarkan erupsi dengan kandungan chlorine dan bromine yang merusak ozon. 

Pada artikel 2012, Awang mengutip bahwa kejadian itu mengakibatkan kematian masal di London, yakni 15 ribu orang yang kelaparan karena pasokan makanan yang terbatas di musim dingin. Akibatnya, banyak penduduk yang melakukan demonstrasasi.

Adapula kejadian-kejadian aftermath Samalas lainya yakni krisis di Oseania yang berhubungan dengan Little Ice Age di dunia, perubahan iklim mendorong orang-orang di Polnesia bermigrasi ke baratdaya dan menghuni Selandia Baru, terjadi perindahan penduduk di Pasifik pada tahun 1300, Daratan Eropa gagal panen, kelaparan, dan terjadi wabah, dan terjadi pemberontakan/revolusi di beberapa negara dan perubahan peta politik di Italia, Iberia, Mongol, Cina, Jepang, Korea, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Lalu, Awang memaparkan Babad Lombok abad ke-16 tentang Gunung Samalas yang bertuliskan sebagai berikut.

"Gunung Rinjani Longsor dan Gunung Samalas runtuh, diikuti oleh longsoran batu-batu dengan bunyi gemuruh. Aliran batu membinasakan Pamatan. Semua rumah hancur dan tersapu terapung di laut, dan banyak orang yang mati. Selama tujuh haru gempa besar mengguncang Bumi, tenggelam di Leneng, diseret oleh aliran batu. Orang melarikan diri dan sebagian naik ke bukit-bukit (Babad Lombok - abad 16). 

Pemandangan Danau Segara Anak yang indah dalam perjalanan turun dari Puncak Gunung Rinjani. Danau in (Gloria Samantha)

Tambora, meletus pada 1815 M. Melontarkan material sampai 60 kilo meter kubik yang membentuk kaldera 7.2 x 7 km. Menyebabkan tahun 1816 tanpa musim panasdi belahan bumi utara. 

Tambora, mengeluarkan 60 megaton sulfur. Hal inilah yang mengakibatkan munculnya musim dingin, sampai disebut sebagai pompei of the east menurut paparan Awang. 

Awang menambahkan bahwa garis salju yang mulanya ada di alaska, pada tahun 1816 ia masuk ke new york. Negara-negara perserikatan di Amerika menjadi dingin sehingga menyebabkan gagal panen, wabah tifus dan pes, dan harga gandum naik. 

Selain itu pula ada kejadian-kejadian lain paska erupsi Tambora yakni perang napoleon yang mulai berdamai karena cuaca dingin, tahun pengemis di Jerman, 1819 krisis bank Amerika Serikat sampai munculnya Frankenstein. 

Baca Juga: Sisa Pohon Mahoni Tertua Ditemukan, Disebut Hidup di Zaman Dinosaurus

Terakhir adalah Gunung Krakatau yang sampai sekarang masih aktif dan meninggalkan pulau-pulau serum rakata dan panjang karena evolusi kompleksinya. 

Krakatau meletus pada 1883 M, melontarkan material sejauh 18 kilo meter kubik dan menwaskan 36.000 orang akibat tsunami. 

Selain itu, Pemberontakan Banten pada 1888 M juga terjadi karena erupsi ini. 

"Banten ditekan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pasca letusan Krakatau karena menurunya produksi pertanian. Sehingga pendapata kolonial pemerintahan Hindia Belanda berkurang drastis dan berimbas pada penekanan rakyat," ucap Awang.