Wisata Bandung Tempo Dulu, "Membaca" Sejarah Melalui Bangunan

By Gregorius Bhisma Adinaya, Senin, 30 April 2018 | 16:16 WIB
Kemerlap lampu lalu lintas yang menghiasi depan Gedung Merdeka, Bandung, jawa Barat (12/06/2016). Konferensi Asia-Afrika (KAA) pernah diselenggarakan di gedung ini pada tahun 1955. Pertemuan KAA saat itu membahas tentang kerjasama ekonomi, kebudayaan Asia-Afrika dan gerakan perlawanan terhadap kolonialisme. Sejumlah 29 negara hadir untuk mewakili setengah total penduduk dunia di waktu itu. (Rahmad Azhar Hutomo)

Nama Isola sendiri adalah sebuah kependekan dari frasa Latin, M’isolo e vivo yang berarti ‘saya mengasingkan diri dan bertahan hidup’.

Bangunan yang sekarang bernama Bumi Siliwangi dan berfungsi sebagai kantor rektorat  ini dibangun pada Oktober 1932 dan selesai pada Maret 1933. Vila Isola dibangun oleh Charles Prosper Wolff Schoemaker, seorang arsitek yang desain bangunannya sudah banyak menghiasi Bandung.

Villa Isola, Bandung (Tropenmuseum)

Baca juga: Spionase, Peta Rahasia, dan Pencarian Kekuasaan di Eropa Abad Ke-16

Tujuan awal bangunan ini didirikan adalah sebagai rumah peristirahatan seorang Jawa-Italia bernama Dominique Wilem Beretty, pemilik kantor berita internasional Hindia Belanda, Algemeen Nieuws en Telegraaf Agentschap/ANETA—kemudian berubah nama menjadi Kantor Berita ANTARA.

Bangunan yang pada awalnya dibuat dengan bahan bambu ini kemudian dibeli oleh Hotel Savoy Homann pada tahun 1936. Saat itu Hotel Savoy Homann dikelola oleh Fr. J. Van Es, seorang pengelola Hotel Des Indes di Batavia.

Pada 20 Oktober 1954, bangunan ini kemudian berubah fungsi menjadi Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), cikal bakal Universitas Pendidikan Indonesia.