Kartini dan Kegembiraan yang Meluap Akan Pendidikan

By National Geographic Indonesia, Selasa, 21 April 2020 | 10:51 WIB
Raden Ajeng Kartini. ()

Nationalgeographic.co.id - Pendidikan. Satu hal yang oleh Kartini dipandang sedemikian mulia dan suci. 

Begitu pula seorang pendidik, menurutnya, amat berperan besar dalam membentuk budi dan jiwa seorang insan. Terlampau mulia, sampai ia memandangnya adalah suatu kejahatan jika tanpa kecakapan yang sempurna berani menyodorkan diri sebagai pendidik.

"Aduh, sama sekali saya tidak akan dapat berpuas diri apabila sebagai guru, saya merasa tidak dapat menjalankan tugas seperti yang saya wajibkan sendiri kepada pendidik yang baik," tulis Kartini pada suratnya untuk R.M. Abendanon Mandri, tertanggal 21 Januari 1901.

Baca Juga: Orang Belanda Juga Gemar Minum Jamu dan Meneliti Khasiat Kegunaannya

Tugas para pendidik, pikir Kartini, tak hanya sebatas mengembangkan pikiran saja tetapi juga membentuk budi pekerti. Kewajiban moril, katanya.

"Dan saya bertanya kepada diri  saya sendiri: dapatkah kiranya saya menjalankan tugas itu? Saya  yang masih perlu juga lagi dididik ini?" renung Kartini.

Dalam surat itu Kartini juga menuliskan, betapa gembira dirinya atas pemikiran suami R.M. Abendanon dalam surat edaran tentang pengajaran untuk anak-anak perempuan Bumiputera:

Kaum perempuan, baginya, mampu membawa pengaruh besar bagi kehidupan apakah itu menuju pada kebaikan ataupun keburukan. Perempuan juga dianggap mampu meninggikan kadar kesusilaan manusia.

"Dari perempuan lah manusia itu pertama-tama menerima pendidikan. Di pangkuan perempuan lah seseorang mulai belajar merasa, berpikir, dan berkata-kata," tulis Kartini.

Ia menuliskan luapan kegembiraannya atas maksud R.M. Abendanon yang hendak memberikan pendidikan kepada gadis-gadis Bumiputera.

Baca Juga: Kilas Balik Perempuan Indonesia: Jejak Perempuan Untuk Perubahan

Sekolah, tulis Kartini, begitu "bersinar" bagi para gadis Bumiputera. Nama-nama sekolah yang akan didirikan untuk anak perempuan Bumiputera santer didengungkan.