Nationalgeographic.co.id - Jamu umumnya melekat pada kalangan pribumi. Namun siapa sangka bahwa ternyata orang Belanda juga menggemarinya.
Orang-orang Belanda yang lama tinggal di Hindia Timur tertarik mengonsumsi dan menggunakan jamu untuk berbagai kebutuhan sejak zaman kolonialisme.
Sejarawan Fadly Rahman mengungkapkan bahwasanya pada abad ke-17 seorang ilmuwan bernama Jacobus Bontius memanfaatkan jamu untuk mengobati Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen, yang sedang sakit.
Penyakit yang sering diderita orang Belanda di Hindia Timur kala itu memang jenis penyakit tropis yang banyak berkembang, seperti skorbut, asam lambung, mag, kolera, dan beri-beri.
Pun alasan Bontius menggunakan jamu sebagai pengobatan karena sebelumnya sudah menaruh rasa penasaran saat melihat aktivitas pribumi megobati orang sakit dengan jamu menurut Fadly.
Baca Juga: Hoaks, Xenofobia, dan Rasialisme dalam Sejarah Pagebluk Indonesia
Lambat laun penggunaan jamu oleh orang Belanda tak terbatas pada konsumsi untuk kesehatan. Banyak di antara mereka melakukan penelitian medis pada tanaman jamu sejak abad ke-18.
Seperti Botanis Belanda bernama Rumphius yang melakukan penelitian tanaman bermanfaat di Kepulauan Maluku yang dipublikasikan dalam buku Herbaria Amboinesis (1775).
Adapula Kloppenburg-Versteegh yang mengamati aktivitas konsumen dan jual-beli tanaman herbal di pasar-pasar. Serta aktivitas dukun dan bagaimana jamu berperan sebagai proses penyembuhan pada pasien-pasien mereka.
Perempuan Indo yang berprofesi sebagai botanis itu mencatatnya dalam beberapa buku seri, salah satunya adalah Indische Planten en Haar Geneeskracht (Tumbuhan-Tumbuhan Asli dan Khasiat Penyembuhanya).
Isinya memuat berbagai jenis tanaman obat penghasil jamu berikut petunjuk penggunaanya.
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR