Nationalgeographic.co.id—Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan nyeri pada pinggang atau tulang punggung bagian bawah. Tingkat nyeri punggung yang dirasakan setiap penderita berbeda-beda, mulai dari ringan hingga nyeri berat yang dapat mengganggu aktivitas.
Nyeri punggung dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti cedera karena terjatuh atau terbentur, pergerakan tubuh yang berlebihan, atau mengangkat beban berat.
Selain itu, nyeri punggung bawah juga lebih berisiko dialami oleh orang berusia 30-50 tahun, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, jarang berolahraga, memiliki pekerjaan yang mengharuskannya untuk banyak duduk, dan lainnya.
Kabar baiknya, nyeri punggung bawah ini dapat dicegah dengan cara sederhana, yakni berjalan. Menurut penelitian yang sedang berkembang, berjalan jauh dapat mengobati dan mencegah nyeri punggung bawah kronis.
Sebuah studi berbasis populasi di Norwegia menemukan bahwa orang yang berjalan kaki lebih dari 78 menit sehari rata-rata secara signifikan mengurangi risiko terkena nyeri punggung bawah kronis, meskipun hanya berjalan lambat. Studi ini dipublikasikan di jurnal JAMA Network Open dengan judul "Volume and Intensity of Walking and Risk of Chronic Low Back Pain".
Pedoman untuk nyeri punggung bawah umumnya menyarankan tetap aktif secara fisik. Namun, hubungan spesifik antara nyeri punggung bawah dan aktivitas berjalan kaki baru mulai terungkap belakangan ini.
Pada tahun 2024, sebuah uji coba terkontrol secara acak menemukan bahwa berjalan kaki lima kali seminggu selama setidaknya 30 menit dapat secara efektif mencegah kambuhnya nyeri punggung kronis non-spesifik.
Kini, penelitian dari Norwegia menunjukkan bahwa berjalan kaki dalam durasi yang lebih lama mungkin dapat menurunkan risiko munculnya nyeri punggung bawah sejak awal.
Dalam studi ini, peneliti menganalisis data kesehatan dari lebih dari 11.000 orang dewasa di Norwegia selama beberapa tahun. Selama satu minggu penuh, para peserta diminta mengenakan alat pengukur gerak (akselerometer) di paha kanan dan punggung bawah untuk mencatat seberapa sering dan seberapa jauh mereka berjalan setiap hari, serta seberapa cepat mereka melakukannya. Nyeri punggung bawah kronis dilaporkan jika rasa sakit berlangsung lebih dari tiga bulan.
Para peneliti, yang dipimpin oleh ilmuwan kesehatan Rayane Haddadj dari Norwegian University of Science and Technology, menulis, "Temuan kami menunjukkan bahwa jumlah langkah atau durasi berjalan kaki harian lebih penting dibandingkan dengan kecepatan berjalan dalam mengurangi risiko nyeri punggung bawah kronis."
Temuan ini menunjukkan bahwa kebijakan dan strategi kesehatan masyarakat yang mendorong jalan kaki dapat membantu mengurangi kejadian nyeri punggung bawah kronis.
Baca Juga: Bak 'Manusia Langka', Orang-Orang Ini Tak Pernah Alami Nyeri Punggung, Bagaimana Bisa?
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR