Studi Ungkap Area Laut Dalam Menjadi Tempat Berkumpulnya Mikroplastik

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 5 Mei 2020 | 10:03 WIB
Ilustrasi mikroplastik yang mengapung di lautan (Tunatura/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id – Para ilmuwan mengungkapkan bahwa hampir dua juta keping plastik yang terfragmentasi dapat terakumulasi di kedalaman laut. Ini membuat area bawah laut menjadi bagian yang paling banyak memiliki mikroplastik.

Menurut sebuah studi terbaru, arus laut dalam memiliki kemampuan untuk menumpuk dan mengangkut 1,9 juta keping plastik per 1 meter persegi (sekitar 11 kaki persegi) di dasar laut. ‘Cadangan mikroplastik’ ini mirip dengan ‘tambalan sampah’ yang dibentuk oleh arus permukaan di planet ini.

“Hampir setiap orang pernah mendengar tentang ‘tambalan sampah’ yang terdiri dari plastik-plastik yang mengambang di lautan. Meski begitu, kami tetap terkejut saat menemukan konsentrasi tinggi mikroplastik yang ada di dasar laut,” kata Dr Ian Kane, pemimpin penelitian dari The University of Manchester.

“Kami menemukan bahwa mikroplastik tidak terdistribusi secara merata di seluruh wilayah penelitian. Mereka justru didistribusikan oleh arus dasar laut kuat yang memusatkannya di area-area tertentu,” tambahnya.

Baca Juga: Upaya Pemilahan Sampah di Indonesia Rendah, Ini 3 Faktor Penyebabnya

Lebih dari 10 juta ton sampah plastik diperkirakan memasuki lautan setiap tahunnya, 99 persen di antaranya terakumulasi di bawah laut.

Untuk mengetahui tingkat akumulasi ini, tim ilmuwan internasional mengumpulkan sampel sedimen dari Laut Tyrrhenian, bagian dari laut Mediterranean yang berlokasi di lepas pantai Italia, dengan kedalaman antara 600 dan 900 meter di mana arus memiliki interaksi terbesar dengan dasar laut.

Mikroplastik dipisahkan dari sedimennya di laboratorium, kemudian dihitung di bawah mikroskop menggunakan spektroskopi inframerah untuk menentukan jenis plastik individu. Pengukuran mikroplastik kemudian dikombinasikan dengan model arus laut dalam dan pemetaan dasar laut untuk menentukan di mana endapan yang besar terakumulasi.

Mikroplastik diketahui merembes ke dasar laut, tetapi proses mengapa mereka bisa sampai sana masih belum diketahui. Namun, sepertinya arus laut bertindak sebagai ‘ban berjalan’ yang mengangkut potongan-potongan plastik kecil tersebut.

Namun, tampaknya arus laut dalam bertindak sebagai ban berjalan yang mengangkut potongan-potongan plastik kecil di dasar laut, menurut temuan yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Hasil studi mereka menunjukkan bahwa hampir semua sampel yang dianalisis mengandung mikroplastik. Terutama mikroplastik yang terbuat dari serat tekstil yang tidak tersaring pengolahan air limbah.

Ketika pecahan-pecahan plastik ini masuk ke laut, mereka mengendap secara perlahan dan terdorong oleh volume air yang besar ke dasar laut. Arus laut dalam membawa air dan nutrisi yang teroksigenasi dari bagian atas kolom air ke daerah-daerah yang sulit dijangkau di laut—seringkali merupakan ekosistem penting bagi  organisme yang kurang dipahami atau tidak terdokumentasi dengan baik.