10 Kebiasaan Simpel Ini Bisa Membantu Kita Cegah Penyakit Mental

By Gita Laras Widyaningrum, Rabu, 13 Mei 2020 | 16:35 WIB
Ilustrasi hidup bahagia dan positif. (oatawa/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Menurut Connie Habash, terapis di California, kejadian kecil dalam hidup, bisa memengaruhi kesehatan mental. “Perubahan, sekecil apa pun, bisa memberikan berbagai macam emosi. Termasuk kecemasan, kesepian, hingga depresi,” katanya.

Oleh karena itu, penting untuk menjadikan kesehatan mental sebagai prioritas. Cara yang dilakukan tidak sulit, bahkan bisa dari kebiasaan sehari-hari. Berikut di antaranya:

Meditasi

“Meditasi merupakan cara terbaik untuk menjaga kesehatan mental seiring bertambahnya usia,” kata Jodi Baretz, pekerja sosial klinis sekaligus pengarang buku Mindful is the New Skinny.

“Meditasi tidak hanya melatih otak untuk memperbaiki fokus, tapi ia juga menurunkan rasa cemas. Dengan begitu, kita bisa menikmati momen yang terjadi dalam hidup,” tambahnya.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Gaya Rambut ‘Coronavirus’ Populer di Afrika Timur

Tetap terhubung

Saat individu bertambah tua, ada kecenderungan menarik diri dari orang lain. Berhenti bekerja dan kehilangan anggota keluarga dapat menimbulkan isolasi sosial. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk menukar jadwal menonton Netflix dengan bertemu dan mengobrol bersama teman lama.

“Hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah tetap menjalin komunikasi dengan orang lain. Temukan kelompok sosial baru, berolahraga, bermain Bingo, atau bergabung dengan klub buku” ujar Colleen Mullen, terapis di Coaching Through Chaos.

Menurut Mullen, tetap terhubung dengan orang lain membuat pikiran kita lebih sehat. Jika pikiran sehat, maka itu dapat meningkatkan kesejahteraan mental.

Bersyukur

Beberapa studi menyatakan, meluangkan waktu sejenak untuk menghitung berkah yang kita dapat, bisa menambah kebahagiaan. “Bersyukur diketahui bisa membantu seseorang menangani stres, mengurangi depresi dan sifat agresif, serta meningkatkan empati,” kata Mullen.

Steven M. Sultanoff, psikolog klinis di California, menyarankan agar kita menyelesaikan hari dengan mengingat tiga hal yang dapat disyukuri.  

Mencoba hal baru

“Tetaplah berpikir terbuka,” ujar Susan London, direktur kerja sosial di Shore View Nursing and Rehabilitation Center. Ia menyarankan kita untuk mengambil kesempatan baik agar bisa keluar dari zona nyaman.

“Anda tidak akan pernah tahu pengalaman apa yang akan didapat dari sana. Itu bisa saja mengubah hidup Anda ke arah yang lebih baik,” tambahnya.

Tidur cukup

Ilustrasi tidur nyenyak (AndreyPopov/Getty Images/iStockphoto)

Kurang tidur bisa menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Studi 2012 menunjukkan bahwa kurang tidur juga meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

“Otak Anda mengalami proses reboot setiap malam, terutama untuk mengisi ulang tenaga sehingga kita merasa lebih segar di pagi hari. Jika tidak mendapat waktu tidur selama tujuh hingga sembilan jam seperti yang direkomendasikan, otak kita tidak memiliki waktu untuk memulihkan kemampuannya,” papar Bill Fish, ahli kesehatan tidur dan pendiri Tuck.

Mencintai diri sendiri

Mengembangkan hubungan yang baik dengan diri sendiri, bisa membantu mengurangi rasa ketidakpuasan. Richard Matzkin, psikoterapis dan pengarang buku Art of Aging, menyarankan kita untuk berlatih memberikan pujian kepada diri sendiri.

“Yang bisa membunuh rasa cinta kepada diri sendiri adalah prasangka buruk. Kita bisa melawannya dengan perkataan positif. Saat pikiran negatif muncul, daripada terpuruk, lebih baik mulai mengingat hal-hal baik dalam diri kita,” paparnya.

Mengunjungi terapis

Jika mulai merasa cemas, frustasi, dan sedih berlebihan, mungkin kita bisa mencoba mengunjungi terapis.

“Terapis dapat membantu mengidentifikasi pola kontraproduktif dalam berpikir sehingga membantu kita kembali ke kehidupan penuh cinta dengan cepat,” kata Whitney Owens, psikolog klinis di Las Vegas.

Menurut London, rasa duka juga menjadi alasan untuk mengunjungi profesional. Jangan malu untuk meminta bantuan dari tenaga ahli yang memahami kondisi kita.

“Jangan abaikan tanda-tandanya. Jika mengalami kesedihan dalam waktu lama setelah kehilangan orang dicintai, jangan takut untuk mencari bantuan,” paparnya.

Memiliki sistem pendukung yang positif

Memiliki sistem pendukung yang positif dapat membantu mengatasi stres dan depresi. Kelilingi diri dengan orang-orang yang sayang dan peduli terhadap kita. Ini juga berarti kita harus menyingkirkan orang-orang negatif yang ‘beracun’.

“Berhenti menanggapi orang yang menghisap kebahagiaan Anda. Biarkan mereka pergi,” kata Durvasula, profesor psikologi.

Baca Juga: Bagus untuk Otak Hingga Ciptakan Kebahagiaan, Ini Alasan Mengapa Berbuat Baik Sangat Bermanfaat

Tertawa terbahak-bahak

Ilustrasi tersenyum dan tertawa. (Thinkstock)

Jika ada suatu hal yang membuat Anda tertawa, coba lakukan lagi di kemudian hari. “Kebahagiaan berjalan seiring dengan tawa dan humor merupakan pereda stres yang baik,” ujar James Polo, psikiater di Washington.

“Seseorang yang mentalnya sehat cenderung merayakan hal-hal kecil dan tertawa terbahak-bahak karenanya,” tambahnya.

Menghabiskan waktu di alam

Berkegiatan di luar ruangan dapat memperbaiki kesehatan mental dan fisik. Menghabiskan waktu di teras rumah, berjalan kaki atau sekadar duduk di taman, bisa membantu mencerahkan hari kita.