Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Melongggarkan Karantina Wilayah Menurut WHO

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 18 Mei 2020 | 11:44 WIB
Warga Italia, saat lockdown Covid-19 ()

Nationalgeographic.co.id – Dalam lima bulan terakhir, lebih dari 300 ribu orang di dunia meninggal akibat COVID-19. Jumlah kasusnya pun mencapai 4,8 juta orang hingga Senin (18/5). Beberapa negara telah menetapkan kebijakan karantina wilayah atau lockdown untuk memperlambat penyebaran virus SARS-CoV-2 sekaligus memberikan waktu bagi para tenaga medis untuk menangani pasien positif.

Setelah beberapa minggu melakukan karantina wilayah, negara-negara ini mulai rileks dengan penurunan angka kasus COVID-19. Meski begitu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengingatkan kepada pemimpin dunia untuk mengajukan tiga pertanyaan penting yang menjadi acuan sebelum melonggarkan lockdown.

“Pertama, apakah epidemi sudah berada di bawah kontrol? Kedua, apakah sistem kesehatan siap mengatasi lonjakan kasus lagi seandainya karantina wilayah dilonggarkan? Ketiga, apakah sistem pengawasan kesehatan publik dapat mendeteksi dan menangani kasus baru serta siapa pun yang melakukan kontak dengan pasien positif?” papar Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Gaya Rambut ‘Coronavirus’ Populer di Afrika Timur

WHO juga menekankan bahwa meskipun ketiga pertanyaan tadi memiliki jawaban baik, tapi kondisi setelahnya tidak dapat diprediksi. Diketahui terjadi peningkatan kasus COVID-19 di Korea Selatan dan Jerman setelah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial. Hal yang sama juga terjadi di Wuhan: muncul kluster baru setelah lockdown diberhentikan, sebulan lalu.

“Untungnya, ketiga negara tersebut memiliki sistem yang mampu mendeteksi dengan cepat dan respons bagus terhadap lonjakan kasus,” kata Tedros.

Di banyak negara, ada kekhawatiran tentang pelonggaran karantina wilayah yang terlalu cepat. Terutama pada wilayah di mana pengujian terus dilakukan secara sporadis dan tenaga medis masih kesulitan melawan COVID-19. Gelombang kedua infeksi yang terjadi dalam waktu cepat bisa meningkatkan angka kematian.

Baca Juga: 10 Kebiasaan Simpel Ini Bisa Membantu Kita Cegah Penyakit Mental

Tak dapat dipungkiri, menurut WHO, ekonomi memang memengaruhi kehidupan. Oleh sebab itu, untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian, kebijakan pelonggaran karantina wilayah adalah kunci untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Asalkan, langkah-langkah pengendalian dapat dengan baik dilakukan jika ada kasus baru yang diidentifikasi.

“WHO bekerjasama dengan para pemerintah dunia untuk memastikan agar langkah-langkah menjaga kesehatan masyarakat tetap dilaksanakan sebagai cara menghadapi tantangan baru setelah karantina wilayah dilonggarkan. Selama menunggu vaksin, langkah-langkah komprehensif adalah seperangkat alat yang paling efektif untuk mengatasi virus,” pungkas Tedros.