Menyelamatkan dan 'Mengadopsi' Barista Korban PHK Lewat Gerakan Barista Asuh

By National Geographic Indonesia, Jumat, 29 Mei 2020 | 16:50 WIB
Barista muda asal Takengon, Gayo, Aceh memperagakan memperagakan seni meracik kopi secara manual. (Ricky Martin/National Geographic)

Nationalgeographic.co.id - Akibat pandemi COVID-19, beberapa kedai kopi atau coffee shop mengalami kebangkrutan. Para barista pun terpaksa dirumahkan. Menurut laporan dari Barista Guild Indonesia (BGI), ada sekitar 900 barista yang diketahui menjadi korban PHK. 

Melihat hal tersebut, Yudistira Bawono, salah satu perwakilan BGI, bersama dengan beberapa koleganya di industri kopi terus putar otak. Mereka ingin ikut berkontribusi menjaga industri kopi Tanah Air agar tetap kuat melawan pandemi dan memberi semangat para barista korban PHK. Dari hasil diskusi mereka, tercetus ide untuk mendirikan Barista Asuh.

Barista Asuh adalah gerakan yang mengajak para pengusaha coffee shop yang masih bertahan di tengah pandemi untuk mau “mengadopsi” barista korban PHK. Maksud “mengadopsi” di sini adalah dengan memberikan kesempatan satu sif kerja per minggu untuk para barista tersebut.

“Namun, terkait jumlah sif, jangka waktu dan mekanismenya bisa ditentukan masing-masing coffee shop,” kata pria yang akrab disapa Yudis itu.

Baca Juga: Daur Ulang Baju Wisuda Sebagai APD, Beramal Membantu Tenaga Medis

Adapun tujuan dari program Barista Asuh, antara lain yakni menjaga semangat teman-teman barista yang dirumahkan atau di-PHK, menyambung tali silaturahmi dan membuka peluang lain, bertukar pengalaman, serta memberi apresiasi meski hanya sekadar uang transportasi.

Sebelum melakukan program ini, Barista Guild of Indonesia telah melakukan pendataan terlebih dulu. Tujuan awalnya yakni ingin memetakan sebarapa besar dampak pandemi terhadap teman-teman yang bekerja di sektor hilir industri kopi.

Kedua Barista Guild of Indonesia ingin memanfaatkan data untuk membuat program-program yang bisa membantu meringankan beban rekan-rekan barista yang terdampak.

Menariknya, program ini juga terbuka untuk kolaborasi dengan pihak manapun yang memiliki tujuan sama dengan memanfaatkan data yang ada.

(Ricky Martin/National Geographic Indonesia)

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Barista Guild of Indonesia per tanggal 22 Mei 2020, pekerja hilir kopi yang di-PHK atau dirumahkan lebih dari hampir 900 orang--jumlah terbanyak berada di daerah Jakarta (331). Disusul dengan wilayah lainnya yaitu Jawa Barat (174), Banten (80), Jawa Timur (72), Jawa Tengah (40), Yogyakarta (43) dan sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.

Adapun profil pekerja hilir kopi yang Di-PHK atau dirumahkan berdasarkan status perkawinan, meliputi: sudah kawin berjumlah sekitar 124 atau 14%, sementara yang lajang berjumlah 757 atau 86%.