Menyelamatkan dan 'Mengadopsi' Barista Korban PHK Lewat Gerakan Barista Asuh

By National Geographic Indonesia, Jumat, 29 Mei 2020 | 16:50 WIB
Barista muda asal Takengon, Gayo, Aceh memperagakan memperagakan seni meracik kopi secara manual. (Ricky Martin/National Geographic)

Di fase awal, gerakan ini akan mendata coffee shop mana saja yang mau berpartisipasi dalam Barista Asuh.

Bagi coffee shop yang ingin ikut gerakan ini bisa mendaftar langsung melaui tautan: bit.ly/baristaasuh.

Sedangkan bagi barista yang ingin ikut mendaftar bisa mengakses: bit.ly/solidsaatsulit.

Untuk informasi lebih lanjut bisa juga menghubungi via DM akun instagram @mas_fotokopi.

Nantinya, data coffee shop yang berminat dan data barista korban PHK yang dimiliki BGI akan dibagi menjadi kluster-kluster berdasarkan wilayah.

Bagi barista yang tertarik, bisa mendaftar ke salah satu coffee shop di klasternya. Data barista pendaftar akan dishare ke coffee shop terkait untuk diseleksi atau diatur gilirannya.

Pengasuh menentukan mekanisme dan persyaratan sesuai kondisi masing-masing. Seperti halnya berapa kali dalam seminggu bisa menyediakan shift untuk barista asuh, seberapa lama bisa menerima Barista Asuh untuk bekerja, dan apa bentuk apresiasi yang bisa diberikan pada Barista Asuh (baik uang transportasi, uang makan, bingkisan atau bentuk lainnya).

Baca Juga: Dadan Pramadi, Eksplorasi Fotografi Kacang di Tengah Pandemi

Namun, sebelum menerima barista asuh, para pengasuh terlebih dahulu akan melakukan background check atau verifikasi. Seperti halnya melihat berkas calon barista asuh yang tercantum informasi coffee shop terakhir tempatnya bekerja dan sponsor. Setelah itu Coffee Shop (pengasuh) bisa menghubungi langsung calon Barista Asuh yang lolos verifikasi.

Menurut data terkini, sudah ada sekitar 43 coffee shop di berbagai daerah menyatakan komitmennya untuk ikut gerakan ini. Misalnya A Tale of Two Coffee Beans, Contrast, Obar, Twin Coffee House, Oak Tree, dan lainnya.

Gerakan Barista Asuh ini menjadi bukti bahwa para pelaku bisnis kopi di Indonesia tak mengeluh dalam kondisi sesulit apa pun, melainkan bersama-sama untuk tetap kuat dan bertahan.