Tragedi Hancurnya Pusparagam Kehidupan di Bumi

By Mahandis Yoanata Thamrin, Kamis, 4 Juni 2020 | 02:20 WIB
Laut berperan penting dalam melawan pemanasan global dengan menyerap sekitar 93 persen karbon dioksi
Laut berperan penting dalam melawan pemanasan global dengan menyerap sekitar 93 persen karbon dioksi (David Doubilet/National Geographic Creative)

Satyawan mengungkapkan hubungan manusia dengan keanekaragaman hayati. Menurutnya, lebih dari separuh populasi manusia di dunia bergantung langsung pada keanekaragaman hayati, ungkapnya.

 

SDG Virtual Talks | Pupusnya Pusparagam Kehidupan di Bumi
SDG Virtual Talks | Pupusnya Pusparagam Kehidupan di Bumi (National Geographic Indonesia)

Perubahan fungsi lahan di darat dan lautan, eksploitasi langsung terhadap satwa atau tumbuhan, perubahan iklim, polusi, dan spesies invasif telah menjadi penyebab menyusutnya keanekaragaman hayati.

Pupusnya pusparagam kehidupan Bumi adalah suatu tragedi. Kendati terdapat faktor alam, manusia telah dituding sebagai penghancur utama keragaman hayati di planet ini. Mengapa variasi genetik, spesies, dan ekosistem penting bagi kehidupan manusia? Mungkinkah alam masih dapat dilestarikan, dipulihkan, dan digunakan secara berkelanjutan?

Silakan mendaftar via bit.ly/SDGVirtualTalksTiger untuk mengikuti perbincangan daring dalam upaya menghentikan tragedi ini.