Mengapa Antariksawan Merasa Gugup Saat Berada di Landasan Peluncuran?

By Fikri Muhammad, Senin, 8 Juni 2020 | 13:52 WIB
Nasa ()

Nationalgeographic.co.id - Pada 26 Juni 1984, Mike Mullane berbaring di kokpit pesawat ulang alik Space Shuttle Discovery. Penerbangan ini akan menjadi yang ke-12 dalam program Antar Jemput Luar Angkasa, tapi bagi Discovery dan Mullane, ini adalah yang pertama.

Mullane merupakan veteran Angkatan Udara US yang telah mengalami 134 misi tempur di Vietnam dan telah dilatih selama enam tahun untuk misi ini. Namun, ia hampir tidak tidur dan menyantap sarapan. Bahkan, Mullane telah melakukan tindak pencegahan dengan membeli tiga polis asuransi jiwa secara terpisah.

"Dua emosi mencengkeramku di kokpit itu," kata Mullane dalam BBC (2/07/2020). "Yang satu adalah rasa takut--Anda benar-benar takut akan kehidupan Anda--sementara yang lain adalah kegembiraan yang tak terbatas karena itu adalah perjalanan seumur hidup bagi para astronot untuk terbang ke luar angkasa."

Baca Juga: Tiga Cara Agar Konferensi Video Daring Jadi Tidak Terlalu Melelahkan

Dalam biografinya, Mullane berkata amat jujur sekaligus lucu bahwa jika pesawat itu meledak, ia menginginkannya terjadi pada ketinggian lebih dari 50 mil sehingga bisa mati sebagai antariksawan resmi.

"Anda punya faktor ketakutan berada di roket tanpa sistem pelarian yang layak, tetapi Anda juga memiliki keyakinan bahwa ada banyak orang yang telah melakukan segala hal untuk memastikan mesin itu aman," katanya.

Discovery, pesawat ulang alik yang telah diistirahatkan. ()

Setelah menunggu enam tahun untuk melakukan penerbangan, Discovery akhirnya meninggalkan Bumi dan melakukan perjalanan delapan menit ke orbit. Walaupun sempat tertunda karena sambaran api.

"Ketika baut penahan meledak dan roket menyala, ada kebisingan dan getaran yang kuat," kata Mullane. "Dan ketika g-force terbentuk, getaran itu menjadi lebih kasar dan membentuk gelombang kejut. Lalu, setelah booster terpisah, itu keadaan mejadi tanpa suara dan mulus."

Sekarang, sembilan tahun setelah penerbangan ulang-alik terakhir, astronot AS kembali mengalami frustrasi penundaan, ketika mereka bersiap untuk meluncurkan di pesawat ruang angkasa Amerika SpaceX Dragon lalu.

Meski begitu, pesawat ruang angkasa SpaceX Dragon adalah mesin yang sangat berbeda dengan Discovery. Tampilan layar sentuh futuristik dan bahan konstruksinya lebih inovatif.

Baca Juga: Peluncuran Bersejarah NASA dan SpaceX, Ini Fakta yang Perlu Diketahui

Pengujian peluncur Dragon dan Falcon pun lebih ketat dan jauh dari kegagalan atau ledakan. Namun, Mullane yakin bahwa antariksawan yang meluncur akan merasakan sensasi gugup yang sama denganya.

"Saya tahu saya akan merasa jauh lebih nyaman di atas roket Falcon dalam kapsul Dragon," kata Mullane sebelum peluncuran SpaceX Dragon.

"Namun, tetap saja, saja yakin mereka merasakan sensasi yang sama dengan yang dihadapi antariksawan mana pun dalam periode sejarah program luar angkasa."

Mullane terbang misi terakhirnya pada tahun 1990 dan pensiun dari NASA tak lama setelahnya. Dia berharap bisa kembali ke kokpit dan bisa mengalami lagi "teror" dan "kegembiraan tanpa batas" dari sebuah peluncuran ke luar angkasa.

"Saya iri pada orang-orang yang bisa naik pesawat itu!" pungkasnya.