Sebuah kelompok internasional, termasuk Inggris, telah meratifikasi SOS sebagai sinyal bahaya secara resmi, empat tahun sebelum Titanic tenggelam, yaitu pada 1908. Namun sepertinya, operator telegraf Marconi perlu waktu lama untuk mengadopsi sinyal baru tersebut.
Panggilan pertama Titanic saat meminta bantuan adalah CQD. Bride sempat bercanda dan mengatakan mungkin Phillips bisa mencoba SOS juga. “Ini merupakan panggilan bahaya terbaru. Kamu harus mencobanya dan mungkin menjadi kesempatan terakhir untuk mengirimnya.”
Saat Titanic tenggelam, Phillips dan Bride bergantian menggunakan sinyal SOS dan CQD. Namun, panggilan darurat mereka untuk meminta bantuan yang disampaikan dengan ceroboh, diremehkan oleh operator lain.
Phillips dan Bride hanya bisa mengirim atau menerima satu pesan pada satu waktu. Saluran mereka berulang kali menyebabkan kebingungan operator lain dan timbul pertanyaan yang tidak relevan, seperti apakah Titanic sedang menuju ke arah kapal lain yang berjarak 500 mil.
Sementara itu, kapal terdekatnya, Californian, tidak menerima panggilan darurat Titanic sama sekali. Operatornya telah mematikan saluran dan pergi tidur setelah Phillips memintanya untuk tutup mulut.
Operator radio amatir yang menggangu pesan juga membuat Titanic sulit berkomunikasi dengan yang lainnya.
Phillips tenggelam bersama Titanic sambil terus mengirimkan sinyal bantuan di saat-saat terakhirnya. Tragedi tersebut membuat Marconi menyesali keputusan monopoli-nya pada penggunaan komunikasi radio gelombang panjang dalam pelayaran maritim. “Kini saya menyadari kesalahan saya,” ungkapnya.
Baca Juga: Kisah Eksekusi Kapten Kidd, Bajak Laut yang Bekerja untuk Negara
Bride dan Marconi meminimalkan persaingan komunikasi nirkabel melalu kesaksiannya saat penyelidikan bencana Titanic. Senat menyimpulkan bahwa komunikasi nirkabel di lautan harus beroperasi 24 jam. Setelahnya, tercipta regulasi industri mengenai gelombang radio di Amerika yang menghasilkan Radio Act of 1912.
Undang-undang tersebut membatasi penggunaan frekuensi gelombang panjang amatir. Juga mengadopsi SOS sebagai panggilan darurat standar.
SOS tetap menajdi panggilan marabahaya yang digunakan secara internasional hingga 1999, ketika kapal-kapal besar berhenti menggunakan kode Morse karena telah beralih ke Sistem Keamanan dan Bahaya Maritim Global yang berbasis satelit.