Perubahan Iklim Sebabkan Hilangnya Keanekaragaman Hayati Secara Mendadak

By National Geographic Indonesia, Senin, 13 Juli 2020 | 09:32 WIB
Seekor mawas jantan menantang saingannya dengan mengernyingkan gigi dan mengguncang dahan. Mawas, atau orangutan sumatra, kini diakui sebagai spesies sendiri dan berjumlah sekitar 14.000 di alam liar. (Tim Laman)

Alih-alih bisa bertahan dari dampak perubahan iklim, banyak ekosistem berada dalam kondisi terancam.

Risiko dari hilangnya biodiversitas yang mendadak pada abad ini

Hilangnya biodiversitas secara mendadak akibat gelombang panas laut yang memutihkan terumbu karang sudah terjadi di laut tropis.

Berdasarkan skenario kenaikan gas rumah kaca tertinggi, risiko ini diproyeksikan akan meningkat di tahun 2030-an dan 2040-an, lalu mempengaruhi hutan tropis dan ekosistem beriklim sedang pada tahun 2050-an.

Proyeksi suram ini menggunakan model temperatur historis untuk menemukan batas atas dari tiap spesies untuk bertahan hidup, sejauh yang kami ketahui.

Saat suhu naik ke tingkat yang baru, ilmuwan akan memiliki bukti, meski sangat terbatas, terkait kemampuan mereka untuk bertahan hidup.

Beberapa spesies yang memiliki siklus hidup pendek dapat beradaptasi terhadap kenaikan suhu tersebut.

Namun, bagi spesies dengan siklus hidup yang lebih lama–seperti sebagian besar burung dan mamalia– mungkin hanya beberapa generasi yang dapat menyesuaikan diri sebelum terjadi perubahan.

Saat sudah terjadi kenaikan suhu, maka kemampuan spesies untuk berevolusi mungkin terbatas.

Mengapa ini penting

Hilangnya biodiversitas secara mendadak akibat perubahan iklim memberikan ancaman yang signifikan bagi kesejahteraan manusia.

Di banyak negara, sebagian besar orang bergantung pada lingkungan untuk pangan dan pendapatan.

Perubahan mendadak pada ekosistem lokal dapat berdampak negatif pada kemampuan manusia untuk mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan pangan, bahkan mendorong kepada kemiskinan.

Misalnya, ekosistem laut di kawasan Indo-Pasifik, Karibia, dan pantai barat Afrika berisiko besar untuk mengalami perubahan mendadak pada awal 2030-an.