Nationalgeographic.co.id - Lembaga Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (the Partnership for Governance Reform) berkontribusi dalam Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara: Menggelar Desa, Merayakan Nusantara.
Walaupun diselenggarakan secara online oleh Sanggar Inovasi Desa di Desa Panggungharjo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Kemitraan memanfaatkan kesempatan ini untuk berbagi pembelajaran dari salah satu wilayah kerja program Desa Peduli Gambut (DPG), Papua, khususnya terkait pemberdayaan desa melalui penguatan tata kelola kampung dan gambut berbasis penghidupan lokal di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi.
Desa Peduli Gambut di Kabupaten Merauke dan Mappi
Setelah perjalanan panjang sejarah tatanan pemerintahan lokal Indonesia, kini desa memiliki hak otonom dalam mengembangkan penghidupan daerah dan masyarakat. Karakteristik desa yang beragam menghasilkan cara hidup dan kebiasaan yang juga berbeda-beda, terutama dalam menghadapi tantangan masing-masing daerah.
Di Papua contohnya, karakteristik lahan yang terdiri dari lahan gambut memiliki luas tutupan hutan terbesar di Indonesia (KLHK, 2018). Kurang lebih 25% dari total luas lahan gambut di Indonesia tersebar di tanah Papua (BRG,2018).
Baca Juga: Sains Ancala, Bagaimana Kita Bersikap dan Belajar pada Gunung?
Kekayaan ini tidak lepas dari tantangan bagi masyarakat adat di Papua. Kasus kebakaran lahan gambut menjadi salah satu fenomena tahunan yang turut menyumbang kenaikan emisi gas rumah kaca di negara kita, sebagian besar disebabkan oleh pembukaan rawa gambut untuk pengalihan tata guna lahan.
Sementara itu, sebagai salah satu wilayah dengan otonomi khusus dalam menjalankan tata kelola termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan masyarakat adat, Papua menghadapi beragam tantangan.
Maka dari itu, Kemitraan bersama Badan Restorasi Gambut (BRG), menggandeng Kabupaten Merauke dan Kabupaten Mappi yang juga menjadi wilayah kerja program DPG, berbagi pengalaman terkait pembelajaran kolaborasi bersama masyarakat adat dan lokal dalam merespons perubahan lanskap dan tata kelola desa/kampung.
Masa Depan Penghidupan Masyarakat Papua di Lahan Gambut
Melalui panel diskusi di Festival Kebudayaan Desa-Desa Nusantara, Kemitraan dan BRG memaparkan pembelajaran restorasi gambut di Papua yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia berbasis pendekatan di tingkat komunitas adat dan lokal dalam pengelolaan ekosistem gambut.
Deputi III bidang Sosialisasi, Edukasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna A. Safitri, Ph.D menyatakan bahwa restorasi gambut tidak dapat menafikan keberadaan masyarakat. Myrna menggarisbawahi tentang intervensi yang dilakukan DPG adalah berbasis lanskap di mana kemampuan kerja sama antar desa dan kampung menjadi hal penting untuk dirancang.