Nationalgeographic.co.id – Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Scientific Reports, ketika nyala kesadaran seseorang memudar selama jam-jam terakhir kehidupannya, mereka terus memroses suara dengan cara yang sama ketika mereka masih sehat.
Temuan ini menunjukkan bahwa kata-kata yang diucapkan kepada orang-orang yang kita cintai saat mereka sekarat, mungkin masih didengar dan dapat membantu menghibur mereka sebelum pergi meninggalkan dunia.
Baca Juga: Eksperimen Vaksin COVID-19 Pada Manusia Tunjukkan Hasil Awal Positif
Para peneliti menggunakan electroencephalography (EEG) untuk memantau aktivitas otak pasien yang tidak sadarkan diri dan berada di akhir hidupnya di rumah sakit Vancouver. Mereka kemudian membandingkan pembacaan EEG tersebut dari pasien lain yang masih sadar dan sehat.
Setiap kelompok memaikan beragam nada dalam pola berulang, tetapi tidak mengikuti tren umum. Para peneliti sedang mencari sinyal otak tertentu—dikenal sebagai sinyal MMN, P3a, dan P3b—yang diketahui muncuk di otak ketika memperhatikan suara yang tidak normal.
Melaporkan temuan mereka, para peneliti mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang tidak sadarkan diri, menunjukkan respons P3a atau P3b.
“Dengan demikian, sistem pendengaran mereka merespons dengan cara yang sama seperti orang-orang muda dan sehat, meski sedang berada di akhir kehidupan,” ungkap peneliti.
Namun, bagaimanapun juga, walaupun orang-orang yang sekarat ini mungkin masih dapat mengenali suara-suara tertentu sebelum kematiannya, tapi tidak jelas apakah mereka dapat memahami kata-kata atau makna tersebut.
Baca Juga: Berpikir Negatif Terus-menerus Berkaitan dengan Gejala Alzheimer
Dalam sebuah pernyataan, Elizabeth Blundon, pemimpin penelitian, menjelaskan bahwa otak partisipan “merespons rangsangan pendengaran, tapi kita tidak mungkin mengetahui apakah mereka mampu mengingat, mengidentifikasi suara, atau memahami bahasa”.
Di luar itu, Romayne Gallagher, wakil pemimpin penelitian, menegaskan bahwa setidaknya para perawat dan dokter rumah sakit memperhatikan fakta bahwa suara orang yang dicintai dapat menghibur pasien ketika mereka sekarat.
“Bagi saya, hasil studi ini menambah arti penting pada hari dan jam-jam terakhir kehidupan—bahwa hadir secara langsung atau menghubungi lewat telepon menjadi hal penting bagi mereka yang sakit. Sungguh nyaman bisa mengucapkan selamat tinggal dan mengungkapkan cinta secara langsung,” pungkasnya.