Nationalgeographic.co.id - Setelah kebakaran hutan dahsyat yang terjadi di Iowa, Australia, diperkirakan jumlah hewan asli yang terbunuh terus meningkat.
“Data masih masuk hingga saat ini. Diperkirakan ada satu miliar hewan yang mati. Lebih banyak dari yang saya sadari,” kata Chris Dickman, ahli ekologi dari Universitas Sydney yang menghitung jumlah kematian sementara.
"Saya pikir beberapa spesies akan punah," lanjutnya pada laman National Geographic.
Baca Juga: Semakin Parah, Deforestasi Amazon Meningkat 25 Persen dari Tahun Lalu
Pandemi nyatanya telah menghentikan sebagian besar upaya pemulihan pada Maret lalu. Banyak ilmuwan tinggal di rumah dan sejumlah spesies pun berjuang untuk bertahan hidup sendiri.
Namun kini, beberapa ilmuwan dan sukarelawan telah berhasil mencapai zona kebakaran untuk membantu koala, wombat, dan satwa liar lainnya.
Pemerintah Australia juga telah mengidentifikasi 199 spesies hewan yang membutuhkan intervensi manajemen yang mendesak.
Salah satunya adalah marsupial yang populasinya terus menurun dan habitatnya tumpang tindih dengan titik kebakaran hutan. Hamster liar, yang paling langka di dunia pun, kini terancam punah.
Baca Juga: Gelombang Panas Cairkan Tundra Siberia dan Sebabkan Kebakaran
Australia sendiri memiliki tingkat kepunahan mamalia tertinggi di dunia.
Kebakaran tersebut menunjukan betapa sedikitnya populasi spesies ikonik Australia seperti koala. Selain itu, undang-undang perlindungan hutan yang rentan dengan deforestasi, pembangunan, dan perubahan iklim, juga dianggap lemah.