Misteri yang Mengelilingi Kematian Aktor Bela Diri Bruce Lee

By Fikri Muhammad, Jumat, 24 Juli 2020 | 17:17 WIB
Bruce Lee ()

Nationalgeographic.co.id - Bruce Lee mengabdikan dirinya pada seni bela diri. Ia berkomitmen pada kebugaran tubuh, menghindari minum alkohol, tidak merokok, dan rajin mengonsumsi suplemen vitamin.

Dengan dedikasi dan kontrol semacam itu, kematian Bruce Lee secara tiba-tiba pada 20 Juli 1973 di Hong Kong, pada usia 32 tahun, mengejutkan banyak orang. Itu juga sulit dipahami.

Ahli patologi pun diterbangkan dari seluruh dunia untuk menentukan penyebab kematianya. Laman Brucelee.com menjelaskan kematian aktor ternama tersebut.

“Dia ditawari obat penghilang rasa sakit resep yang disebut Equagesic. Setelah meminum pil itu, dia berbaring dan koma. Dia tidak dapat dihidupkan kembali," ungkapnya. 

"Bruce memiliki reaksi hipersensitif terhadap ramuan obat penghilang rasa sakit yang menyebabkan pembengkakan cairan di otak, yang akhirnya mengakibatkan koma dan kematian."

Meski begitu, penyebab konklusif kematiannya masih dipertanyakan sampai lebih dari empat dekade kemudian. Berbagai teori pun bermunculan, mulai dari edema serebral, dibunuh oleh gangster Cina, diracun saat berlaga, sampai terkena kutukan voodoo.

Baca Juga: Para Psikolog Berbagi Kiat Agar Merasa Bahagia Setiap Hari, Ini yang Mereka Lakukan

Laporan awal Associated Press (AP) dalam The New York Times pada 20 Juli mengatakan bahwa dia meninggal di Rumah Sakit Queen Elizabeth setelah ditemukan tak sadarkan diri di rumahnya, Hong Kong. 

Catatan kepolisian juga mengatakan tidak ada hal-hal yang mencurigakan tapi otopsi tetap dilakukan.

Satu bulan kemudian, tepatnya 3 September, laporan AP lainnya mengatakan bahwa Bruce Lee mungkin meninggal karena edema otak, kelebihan cairan yang mungkin disebabkan oleh ganja. 

Saat itu, belum ditemukan apa yang menyebabkan edema, tetapi ada catatan jejak residu ganja di tubuhnya dan kondisinya mungkin dipicu oleh keracunan atau kepekaan obat, menurut laman Biography.

Bruce Lee ()