Bakteri dari Luar Angkasa Dapat Mengancam Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 27 Juli 2020 | 14:28 WIB
Astronot yang sedang melakukan eksperimen di Stasiun Luar Angkasa Internasional. (NASA)

Nationalgeographic.co.id – Tidak hanya virus di Bumi, para ilmuwan menyatakan bahwa manusia dan mamalia lainnya harus bersiap melawan bakteri dari planet lain.

Dengan kondisi dan campuran elemen yang tepat, mikroorganisme dari luar angkasa bisa eksis di Bumi. Apalagi saat ini banyak misi ke planet lain untuk mencari tanda-tanda kehidupan mereka.

Secara teori, kehidupan asing (alien) terbentuk dari asam amino. Senyawa ini terdiri dari nitrogen, karbon, hidrogen,serta oksigen dan membentuk dasar untuk semua kehidupan.

Baca Juga: Tianwen-1, Misi Mars Pertama Tiongkok Berhasil Diluncurkan

Para ilmuwan dari University of Aberdeen dan University of Exeter menguji bagaimana sel imun mamalia bereaksi terhadap peptida yang mengandung dua asam amino langka di Bumi, tetapi umumnya ditemukan pada meteorit.

Asam amino “isovaline” dan “α-aminoisobutyric acid” dites kepada tikus yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang sama dengan manusia.

Hasilnya menunjukkan bahwa sistem imun tikus merespons peptida “alien” dengan cara yang “kurang efisien” dari bakteri di Bumi.

Tim peneliti kemudian memeriksa sel T mamalia yang biasanya bekerja untuk membunuh bakteri, juga merekrut sel lain untuk melawan penyakit. Ketika peneliti memberikan asam amino dari meteorit, respons sel T “kurang efisien”. Tingkat aktivasinya hanya 15% dari 61%--lebih rendah dibandingkan dengan 82% dan 91% ketika terpapar asam amino Bumi.

“Melihat hal tersebut, kami berspekulasi bahwa kontak dengan mikroorganisme luar angkasa dapat menimbulkan risiko bagi sistem kekebalan tubuh. Terutama bagi mereka yang terlibat dalam misi ruang angkasa dengan tujuan mengumpulkan organisme dari eksoplanet dan Bulan,” papar Dr Katja Schaefer dari University of Exeter.

Baca Juga: Berapa Banyak Manusia yang Dibutuhkan Agar Bisa Bertahan Hidup di Mars?

“Dunia saat ini harus berhati-hati dengan tantangan bagi sistem imun yang disebabkan oleh munculnya patogen baru,” tambah Professor Neil Gow, Deputy Vice-Chancellor dari University of Exeter.

Penemuan cairan di beberapa lokasi di Tata Surya meningkatkan kemungkinan bahwa kehidupan mikrob luar angkasa juga dapat masuk dan berevolusi di Bumi. Isu bakteri alien ini menarik perhatian banyak orang akhir-akhir ini seiring dengan semakin maraknya perjalanan ke luar angkasa.