Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan telah membuat enzim bakteri mutan yang mampu memecah botol plastik agar dapat didaur ulang dalam beberapa jam. Enzim tersebut, yang awalnya ditemukan dalam tumpukan kompos daun, mereduksi botol menjadi blok bangunan kimia yang kemudian digunakan untuk membuat botol baru berkualitas tinggi. Teknologi daur ulang yang ada saat ini, biasanya hanya menghasilkan plastik yang cukup baik untuk pakaian dan karpet.
Carbios, perusahaan di balik terobosan ini mengatakan pihaknya bertujuan untuk merombak proses daur ulang skala industri dalam waktu lima tahun. Proyek ini telah bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar lain termasuk Pepsi dan L'Oréal untuk mempercepat pengembangan. Pakar independen menyebut enzim baru itu adalah kemajuan besar.
Miliaran ton sampah plastik telah mencemari planet ini, mulai dari Arktik hingga samudra terdalam. Ini menimbulkan bahaya bagi kehidupan laut. Mengurangi penggunaan plastik adalah kuncinya, tetapi bagi perusahaan, bahan yang kuat dan ringan serta daur ulang yang benar adalah bagian dari solusi.
Baca Juga: Peneliti Berlomba-lomba Membuat Vaksin Corona, Sudah Sejauh Apa Perkembangannya?
Enzim baru ini terungkap dalam penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Nature. Pekerjaan dimulai dengan menguji 100 ribu kandidat mikroorganisme yang menjanjikan, termasuk serangga kompos daun, yang pertama kali ditemukan pada 2012.
"Ia benar-benar dilupakan, tetapi ternyata memberikan hasil yang terbaik," kata Prof Alain Marty, peneliti dari Université de Toulouse sekaligus kepala sains di Carbios.
Para ilmuwan menganalisis enzim dan memperkenalkan mutasi untuk meningkatkan kemampuannya memecah plastik PET yang biasanya digunakan sebagai botol kemasan minuman. Mereka mengujinya secara stabil pada suhu 72 derajat celcius--dekat dengan suhu sempurna untuk degradasi cepat.
Tim menggunakan enzim yang dioptimalkan untuk memecah satu ton botol plastik bekas, yang terdegradasi 90% dalam waktu 10 jam. Para ilmuwan kemudian menggunakan bahan tersebut untuk membuat botol plastik dengan grade baru.
Carbios memiliki kesepakatan dengan perusahaan bioteknologi Novozymes untuk menghasilkan enzim baru menggunakan jamur.
"Kami adalah perusahaan pertama yang membawa teknologi ini ke pasar," kata Stephan.
Dia mengatakan pengurangan penggunaan plastik adalah salah satu bagian dari penyelesaian masalah limbah. Meningkatkan pengumpulan sampah plastik adalah kuncinya, kata Stephan. Mengingat hampir setengah dari semua plastik berakhir di lingkungan atau di tempat pembuangan sampah.
Baca Juga: Para Ilmuwan Ini Ubah Virus Corona Menjadi Instrumen Musik Indah
Source | : | The Guardian,Nature |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR