Editorial Edisi Agustus 2020: Relik Suram Pascaperang Asia Timur Raya

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 28 Juli 2020 | 13:05 WIB
Kondom Totsugeki Ichiban diproduksi oleh perusahaan Okamoto, yang memonopoli bisnis kondom selama perang Asia Timur Raya. (The Historical Museum of Sexual Slavery by the Japanese Military South Korea)

Kendati Perang Asia Timur Raya sudah berakhir sejak 75 tahun silam, lara dan nestapa para penyintas “ianfu” masih menganga. Selepas perang, kesengsaraan masih berlanjut bahkan hingga mereka menua dan usai usia. Penelitiaan dan penghimpunan informasi para penyintas pun berkejaran dengan waktu. Kian hari, kian sedikit penyintas yang bisa dijumpai. Semua narasumber, baik dalam cerita maupun foto, telah wafat kecuali Ronasih asal Sukabumi yang menjadi foto sampul.

Baca Juga: Suasana Ketika Hindia Belanda Sekarat

Jelang edisi ini terbit, Eka menunjukkan foto kondom lusuh dan tampak berlubang di ujungnya kepada awak redaksi kami. Menurut kesaksian salah seorang penyintas, ungkapnya, kondom ini biasa disebut kaputjes. Kondom jatah ianjo mutunya rendah karena berbahan plastik kasar, mudah mengerut dan bocor. Akibatnya kondom ini justru sangat menyiksa para perempuan “ianfu” karena tidak ada cairan pelicinnya, sehingga membuat kemaluan mereka terluka.

Kondom “Totsugeki Ichiban” diproduksi oleh perusahaan Okamoto yang dibangun pada 1934, di bawah bendera perusahaan karet Kokusai. “Totsugeki Ichiban”  bermakna serangan sang juara. “Nama ini sangat provokatif dalam konteks seksual,” ujarnya. Setelah membeli karcis ianjo, setiap tamu mendapat jatah dua kondom. Relik ini menyimpan sejarah kelam nafsu dan nestapa manusia.

Perusahaan Okamoto ini memonopoli bisnis kondom selama perang Asia Timur Raya. “Kondom ini pernah beredar di Indonesia pada masa pendudukan Jepang yang berkait dengan sejarah ianfu,” imbuh Eka. “Ironisnya, merk kondom itu masih bisa kita jumpai di Indonesia, bahkan kini dijual di minimarket di dekat rumah kita.”

Bincang Redaksi-13 "Paksa Nestapa Nona Djawa" akan digelar pada 1 Agustus 2020 pukul 15.30-17.00 WIB. Diskusi daring via ZOOM ini menampilkan EkaHindra dan Rahmad Azhar Hutomo tentang di balik layar penugasan. Simak informasi acara dan pendaftaran di media sosial kami.