Fenomena Embun Es di Dieng Terjadi Setiap Tahun, Apa Penyebabnya?

By National Geographic Indonesia, Selasa, 28 Juli 2020 | 18:13 WIB
Embun es di Dieng. ((KOMPAS.com/DOK UPT PENGELOLAAN OBYEK WISATA BANJARNEGARA))

Nationalgeographic.co.id - Embun es (frost) kembali terjadi di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Dari tahun ke tahun, fenomena tersebut menarik minat banyak wisatawan lantaran frost yang menyelimuti banyak tempat, seperti salju.

Mengapa dan bagaimana embun beku di Dieng bisa terbentuk? Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa pada saat musim kemarau mencapai puncaknya, hampir setiap tahun wilayah di Indonesia bagian selatan merasakan suhu lebih dingin di malam hari terutama saat langit cerah.

“Hal itu disebabkan oleh monsun Australia (angin timuran) yang kering dan bertiup lebih kuat melewati lautan yang juga dingin,” tutur Dr Indra Gustari, ST., M.Si., selaku Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2020).

Baca Juga: 9 Alasan Mengapa Perubahan Iklim Memicu Kebakaran di Berbagai Negara

Secara geografis, Dieng memiliki ketinggian 2.093 mdpl. Secara meteorologis, suhu udara akan turun secara gradual mengikuti ketinggian tempat dengan rata-rata laju penurunan suhu adiabatis (lapse rate adiabatic) sebesar 0,65 derajat Celcius tiap kenaikan 100 meter. Penurunan suhu secara gradual tersebut terus berlangsung hingga udara mencapai ketinggian tropopause (10-14 km).

Di sekitar Dieng, alat pengukur parameter cuaca yang dimiliki BMKG adalah Stasiun Pengamat Cuaca Otomatis (Automatic Weather Station/ AWS) Tambi Wonosobo pada ketinggian 1.370 mdpl dan AWS Pandanarum Banjarnegara pada ketinggian 635 mdpl.

Saat tahun lalu viral berita fenomena embun es di sekitar Candi Arjuna dan lereng Pegunungan Dieng, pada 20 Juni 2019 pukul 06.00 WIB suhu minimum terendah tercatat oleh AWS Pandanarum yaitu 14 derajat Celcius.

Dengan lapse rate 0,65 – 0,95 derajat Celcius setiap kenaikan 100 meter, maka estimasi suhu udara di wilayah Dieng diperkirakan dapat mencapai 4,5 derajat Celcius hingga 0,1 derajat Celcius. Dengan estimasi tersebut, jelas bahwa sangat mungkin Dieng memiliki suhu 0 derajat Celcius.

“Tahun lalu BMKG memasang AWS portabel di kawasan Candi Arjuna. Masyarakat melaporkan suhu sampai -11 derajat Celcius, namun nyatanya -2 derajat Celcius,” papar Indra.

Pembentukan embun beku

Berdasarkan tulisan Siswanto, M.Sc., selaku Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG yang dimuat dalam publikasi KLIMA (2019), ketiadaan hujan, angin yang tenang, dan kelembapan udara yang relatif rendah mendukung terbentuknya embun beku.

Kejadian frost di Dieng diklasifikasikan sebagai frost radiative yang disebabkan oleh proses pelepasan radiasi panas pada malam hari yang lebih intensif dari permukaan tanah. Hal ini menyebabkan cepatnya pendinginan permukaan. Proses ini dikaitkan dengan pusaran tekanan udara tinggi pada malam hari, dengan angin yang tenang dan tanpa terjadinya awan (malam yang cerah).

Radiasi gelombang panjang pelepasan dari permukaan Bumi ke atmosfer menjadi faktor utama yang menyebabkan pendinginan suhu, sehingga pada malam hari terjadi kehilangan energi radiasi yang besar dan lebih cepat.

Baca Juga: Elang Langka Ditemukan Mati Diracun, Mengancam Jumlah Populasinya Selain itu, pembentukan frost radiative juga disebabkan oleh topografi cekungan yang dikelilingi beberapa punggung bukit atau gunung. Beberapa faktor yang turut mendukung terjadinya frost di Dieng antara lain:

1. Aktifnya musim kemarau dan periode menuju puncak kemarau, ditandai oleh sangat rendahnya intensitas curah hujan. Hembusan angina monsun Australia yang membawa massa udara kering dan dingin semakin intensif dan ekstensif, menyebabkan suhu di wilayah pegunungan menjadi lebih dingin dari biasanya.

2. Tidak adanya tutupan awan juga menyebabkan radiasi balik gelombang panjang pada malam hari semakin kuat, dan lebih banyak dilepas langsung ke atmosfer yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan permukaan tanah dan atmosfer bagian bawah lebih cepat mendingin, bahkan hingga di bawah titik beku 0 derajat Celcius sehingga memungkinkan terbentuknya embun dan membeku.

3. Lokasi dan topografi wilayah sekitar Candi Arjuna termasuk dataran yang berada di lereng pegunungan. Embun es biasanya terjadi pada daerah ngarai (valley) dataran tinggi, yaitu dataran yang cukup luas dan dikelilingi pegunungan.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Embun Es di Dieng Bisa Terbentuk? Ini Penjelasan Ilmiahnya". Penulis: Sri Anindiati Nursastri.