Lima Hal yang Akan Terjadi Jika Populasi di Bumi Menurun, Apa Saja?

By Gita Laras Widyaningrum, Senin, 3 Agustus 2020 | 10:37 WIB
Keramaian di pusat kota Tokyo. (LanceB)

Nationalgeographic.co.id – Menurut studi terbaru dari para peneliti, jumlah populasi di Bumi akan menurun pada akhir abad. Dunia pun harus mulai memperhitungkan konsekuensi dari angka populasi yang mengecil.

Berikut lima hal yang akan terjadi jika populasi di Bumi menurun, dilansir dari BBC:

Kabar baik bagi negara-negara miskin

Jumlah populasi yang lebih sedikit, memberikan peluang pendidikan dan karier yang lebih baik bagi perempuan. Kasus aborsi dan tingkat kematian anak pun diperkirakan akan lebih rendah.

Bagi negara-negara berpendapatan rendah, angka kesuburan yang menurun dapat menciptakan standar hidup yang lebih baik. Masing-masing anak memiliki peluang lebih besar untuk mengakses kesehatan dan pendidikan.

Baca Juga: Akankah Pandemi COVID-19 Memicu Krisis Perbankan di Indonesia?

Namun, bagi negara-negara yang angka kelahirannya sudah rendah, seperti Jepang, penyusutan ini dapat memberikan masalah lebih lanjut. Mereka harus memikirkan cara untuk merawat populasi yang kebanyakan sudah lanjut usia. Di sisi lain, akan ada lebih sedikit usia kerja yang membayar pajak.

Dunia lebih beragam

Tingkat kesuburan dan harapan hidup adalah bagian penting dari pertumbuhan atau penyusutan populasi. Yang ketiga adalah migrasi.

Negara-negara dengan jumlah populasi muda yang sedikit mungkin ingin menarik orang-orang muda dari wilayah lain.

Menurut Dr Hannah Ritchie, peneliti dari University of Oxford dan bagian dari Our World in Data, ini akan membuat dunia lebih beragam dengan tercampurnya budaya dan etnis.

Angka kelahiran di negara berkembang semakin meningkat, sementara negara maju berkurang. (LightFieldStudios/Getty Images/iStockphoto)

Mengeluarkan insentif

Ketika pemerintah mencoba meningkatkan angka kelahiran di suatu negara, yang sering terjadi adalah “pemaksaan”. Padahal, cara-cara yang dilakukan bisa lebih baik.

Di negara-negara Skandinavia misalnya, angka kelahiran meningkat lebih dari yang ditargetkan karena insentif seperti sistem cuti hamil dan pengasuhan anak yang menguntungkan orangtua.

Jadi, di masa depan, Dr Ritchie mengatakan, negara-negara kaya bisa memberlakukan sistem pendukung yang “murah hati” untuk meningkatkan populasi. Begitu pula dengan pemberian insentif bagi setiap keluarga.

Para penduduk di negara maju cenderung menolak memiliki anak karena biaya hidup yang tinggi. Mereka takut tidak dapat membiayai kehidupan anaknya.

Perlu lebih banyak tenaga kesehatan

Menurut Dr Tiziana Leone dari London School of Economics, jika populasi menurun dan lebih banyak orang lanjut usia, maka mereka akan membutuhkan perawatan di akhir hidupnya.

Baca Juga: Para Psikolog Berbagi Kiat Agar Merasa Bahagia Setiap Hari, Ini yang Mereka Lakukan

Dr Leone mengingatkan negara-negara dengan populasi menua untuk siap menghadapi krisis, terutama pada sektor kesehatan dan sosial.

“Kita harus mulai dari sekarang untuk melatih tenaga kerja yang tepat. Kita mungkin tidak terlalu perlu dokter anak dan ginekolog,” katanya.

Manfaat bagi lingkungan?

Menurut Profesor Sarah Harper dari Oxford Institute of Population Ageing, penurunan populasi bisa menjadi hal baik bagi lingkungan. Namun, di sisi lain, jika dunia menjadi lebih kaya dan manusia mengonsumsi lebih banyak—meskipun jumlah populasi menyusut—maka keberlangsungan alam juga tidak terjamin.

Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara kaya diketahui mampu mengurangi emisi CO2 dengan berinvestasi dalam teknologi.