Ilmuwan Temukan Fosil Spesies yang Masih Berkaitan dengan T. Rex

By Gita Laras Widyaningrum, Kamis, 13 Agustus 2020 | 17:17 WIB
Impresi seniman mengenai momen terakhir Vectaerovenator inopinatus sebelum kematiannya. (Trudie Wilson)

Nationalgeographic.co.id – Empat tulang yang ditemukan di Isle of Wight, Inggris, diyakini berkaitan dengan Tyrannosaurus Rex yang populer. Spesies tersebut diperkirakan memiliki panjang sekitar empat meter dan hidup di Bumi 115 juta tahun lalu.

Studi yang dipublikasikan pada jurnal Papers in Palaeontology, mengungkapkan bahwa empat fosil itu diserahkan ke Sandown Dinosaur Isle Museum oleh orang-orang yang menemukannya.

Salah satunya adalah pemburu fosil, Robin Ward, yang sedang liburan bersama keluarga ketika ia menemukan salah satu sisa-sisa dinosaurus yang misterius tersebut.

Temuan Ward kemudian dilengkapi dengan tiga lainnya yang diserahkan oleh sesama penggemar fosil. Fosil-fosil tersebut pun dipelajari oleh ahli paleontologi dari University of Southampton.

Baca Juga: Bentuk Persembahan, Pahatan Ilama Kuno Ditemukan di Danau Titicaca

Setelah pemeriksaan lebih lanjut, para peneliti menyadari bahwa mereka sedang melihat genus dinosaurus yang sama sekali baru.

“Kami terkejut melihat betapa “kosong”-nya hewan ini. Ia penuh dengan ruang udara. Bagian dari kerangkanya pasti agak rapuh,” ungkap Chris Barker, peneliti dari University of Southampton.

Fosil yang ditemukan. (University of Southampron)
 

Spesies ini diberi nama Vectaerovenator inopinatus—bergabung dengan T.rex dan burung modern lainnya dalam kelompok yang dikenal dengan nama theropoda. Hewan-hewan ini dikenal kekhasannya pada tulang pneumatik mereka, yang berisi kantung udara sebagai perpanjangan dari paru-paru. Berfungsi untuk memfasilitasi aliran oksigen dan membuat kerangkanya lebih ringan—langkah penting untuk mengarahkan burung terbang.

Baca Juga: Bukti Ritual Pengorbanan Manusia Ditemukan di Kota Kuno Shimao

Diperkirakan V. inopinatus hidup di utara Shanklin, Isle of Wight, Inggris, tempat fosil ditemukan dan kemudian ‘tercuci’ oleh laut dangkal. Endapan di Shanklin ditetapkan sebagai lingkungan laut sehingga fosil tiram kerap ditemukan, tapi tidak dengan dinosaurus.

"Meskipun kami memiliki cukup bahan untuk dapat menentukan jenis umum dinosaurus, idealnya kami ingin menemukan lebih banyak untuk menyempurnakan analisis kami," kata Barker.

"Kami sangat berterima kasih atas sumbangan fosil-fosil ini bagi sains. Ini menunjukkan peran penting yang dapat dimainkan warga dalam paleontologi," pungkasnya.