Bagaimana Peneliti Bisa Mendeteksi Virus Corona Pada Kucing?

By National Geographic Indonesia, Kamis, 13 Agustus 2020 | 20:06 WIB
Kucing mengartikan belaian di kepala sebagai bentuk perhatian. (Thinkstock)

Meskipun kucing ini sempat mengalami gejala ringan, seperti mata berair dan hidung beringus, tanda-tanda ini juga dapat menjadi tanda infeksi virus herpes kucing, yang juga positif setelah kucing dites. Tidak ada bukti yang membuktikan bahwa SARS-CoV-2 membuat kucing ini sakit, dan untungnya, saat ini kucing dan pemiliknya telah sembuh total.

Penting untuk dipahami bahwa meski, hingga saat ini, sekitar 18 juta orang telah dites positif COVID-19, di seluruh dunia, hanya beberapa kucing yang terbukti pernah terinfeksi virus ini.

Oleh karena itu, semua bukti yang tersedia menunjukkan bahwa kucing tidak terlibat dalam penularan COVID-19. Namun, alasan mengapa penting untuk tetap mengawasi hewan-hewan ini sangatlah jelas, karena baru-baru ini, di Belanda dan Spanyol, satu juta cerpelai dimusnahkan karena mereka menularkan sebuah penyakit.

Baca Juga: Waktu dan Jenis Olahraga Terbaik untuk Optimalkan Kesehatan Otak

Kecurigaan kami pada kasus COVID-19 pada kucing mengindikasikan bahwa infeksi virus corona pada kucing hanya merupakan kasus yang sebenarnya tidak berhubungan dengan epidemi manusia, dan saat ini kami sedang menganalisis urutan genom virus dari kasus yang kami temukan untuk menyelidiki lebih lanjut kebenaran hipotesis ini.

Hasil dari penelitian kami dan penelitian lainnya, contohnya penelitian di Amerika Serikat, telah menunjukkan secara eksperimental bahwa kucing hanya akan terinfeksi virus ini sementara, dan ini dapat memberikan jaminan keamanan kepada orang-orang yang memiliki hewan peliharaan.

Jadi, cukup tidak mungkin jika kucing Anda memiliki coronavirus, dan jika iya, ia mungkin tidak menularkannya.

Penulis: Willie Weir, Professor of Veterinary Infectious Disease, University of Glasgow

Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.