Saya Pejalan Bijak: Keindahan Seni dan Sains yang Bertemu di Taman Patung Bawah Laut

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 25 Agustus 2020 | 11:54 WIB
Salah satu instalasi yang berada di taman patung bawah laut. (Museum of Underwater Art)

Nationalgeographic.co.id – Museum of Underwater Art (MOUA) atau taman patung bawah laut, baru saja dibuka di tengah Great Barrier Reef, Queensland, Australia.

Jason deCaires Taylor, seniman yang karyanya ditampilkan di museum tersebut, bekerja sama dengan James Cook University dan Australian Institute of Marine Science untuk menciptakan taman patung yang menyoroti konservasi dan restorasi terumbu karang—menyatukan seni, sains, dan pariwisata.

Baca Juga: Akibat Pandemi, Klub 'The Beatles' Ini Mengalami Kerugian Besar

Seperti yang diuraikan IFL Science, taman patung bawah laut ini menampilkan “rumah kaca karang” yang tenggelam serta 20 patung “penjaga terumbu” di mana mereka melakukan berbagai aktivitas, seperti melihat melalui mikroskop hingga duduk di bangku setelah berkebun.

Rumah kaca karang—yang merupakan karya Taylor pertama di bawah laut—merupakan instalasi terbesar di MOUA.

'Coral Greenhouse'. (Matt Curnock)

Terletak di kedalaman 18 meter (60 kaki), dengan panjang 12 meter (40 kaki) dan berat 58 ton, ia berlabuh ke dasar laut dengan kekuatan yang cukup untuk menahan angin siklon kategori 4.

Patung-patung ini tidak hanya dibuat untuk menghibur penyelam dan menunjukkan keindahan, tapi sebenarnya merupakan bagian dari rencana untuk menyebarkan karang dan diharapkan dapat menghasilkan ekosistem laut baru.

(Matt Curnock)

Karya seni ini dipasang tepat sebelum musim pemijahan karang, dengan lebih dari 2.000 fragmen dari pembibitan laut tertanam dalam semen laut pH netral, sehingga larva karang mudah menempel di sana.

Dengan menggunakan kamera bawah air, para ilmuwan memantau salinitas air, pH, dan karang oksigen, serta merekam kehidupan dasar laut yang diharapkan akan menjadi awal dari habitat karang baru.

Instalasi 'reef guardians'. (Matt Kurnock)