PRO, Solusi Penanganan Masalah Sampah Kemasan di Indonesia

By National Geographic Indonesia, Kamis, 27 Agustus 2020 | 11:49 WIB
Ilustrasi sampah potol plastik. (Thinkstock)

Permasalahan timbulan sampah sejatinya memiliki peluang untuk dimanfaatkan lebih lanjut agar dapat memberikan nilai tambah pada rantai pasokan melalui praktik ekonomi sirkuler. Terbukti pada tahun 2017, praktik ekonomi sirkuler pada 5.244 bank sampah di lintas 34 provinsi Indonesia berhasil menciptakan peluang kerja dan bidang pekerjaan baru bagi komunitas di sekitarnya.

Peluncuran IPRO oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan didampingi oleh perwakilan anggota pendiri PRAISE. IPRO akan memfokuskan aktivitasnya pada tiga kategori. ()

Program PRO telah berhasil diimplementasikan di sejumlah negara dan benua, seperti Eropa, Meksiko, dan Afrika Selatan. Di benua Eropa, PRO terdiri dari 31 negara anggota yang dikenal sebagai “The Green Dot” dan mendapatkan kontribusi dari sekitar 150.000 perusahaan sebagai pemegang lisensi.

Program tersebut berhasil menciptakan lebih dari 400 miliar barang yang dikemas per tahunnya dan terdaftar pada 140 negara lainnya. Produk-produk yang memiliki label atau logo “The Green Dot” pada kemasannya menandakan adanya kontribusi finansial yang telah dibayarkan kepada perusahaan untuk pemulihan kemasan nasional.

Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Provinsi Jawa Timur, yang turut berpartisipasi sebagai narasumber pada diskusi panel, menambahkan, adanya kesempatan dan potensi yang bisa dimanfaatkan oleh Provinsi Jawa Timur, salah satunya di Kota Surabaya, maka inisiatif Extended Stakeholder Responsibility (ESR) telah bisa diterapkan. Oleh karena itu, diharapkan program PRO dapat berhasil menjadi mesin perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan di Jawa Timur.

“Dengan adanya program PRO sebagai upaya kolektif dari industri, saya optimis akan bisa memberi manfaat sosial ekonomi maupun lingkungan dari praktik ekonomi sirkuler. Harapannya ke depan, program ini akan bisa dikembangkan di kabupaten/kota lain di Jatim sehingga manfaatnya semakin bisa dirasakan masyarakat luas,” ungkap Khofifah.

Baca Juga: Langit Gelap dan Udara Kotor, Dampak Kebakaran Hutan di California

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, juga menyatakan apresiasi dan dukungannya terhadap program PRO yang diinisiasi oleh PRAISE.

“Pemerintah Indonesia telah menargetkan pengurangan timbulan sampah plastik sampai dengan 70% di lautan pada tahun 2025, dan bebas dari kebocoran sampah plastik ke lautan pada tahun 2040. Target tersebut akan kami realisasikan melalui beberapa program terkait pengolahan sampah spesifik berdasarkan sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya, yang memerlukan pengelolaan khusus. Tentunya, kami harap kehadiran PRO dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian target ini,” ungkapnya.

PRO di Indonesia merupakan inisiatif dari enam perusahaan yang juga tergabung dalam PRAISE, yaitu Coca-Cola Indonesia, Danone Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Nestle Indonesia, Tetra Pak Indonesia, dan PT Unilever Indonesia Tbk.