Nationalgeographic.co.id – Para ilmuwan mengatakan, potongan kecil plastik yang tertelan oleh burung laut dapat melepaskan bahan kimia beracun ke perut mereka. Lebih parah, itu dapat mengancam kesehatan jangka panjang burung laut.
Penemuan yang dipublikasikan pada Frontiers in Environmental Science ini diketahui berdasarkan analisis pada pencernaan burung fulmars yang kerap ditemukan di sekitar pantai Inggris.
Polusi plastik sangat mengancam kehidupan alam liar. Burung fulmar misalnya, dapat mengira sampah plastik sebagai makanannya.
Baca Juga: Apa Jadinya Jika Terjadi Kebakaran Hutan pada Era Pandemi Ini?
Menelan plastik dapat menyebabkan penyumbatan pada sistem pencernaan. Namun, selama ini para ilmuwan bertanya-tanya apakah material buatan manusia ini juga bisa melepaskan bahan kimia berbahaya. Dan kini, hasilnya terlihat.
Dilansir dari The Independent, para peneliti menemukan bukti 15 bahan kimia, yang ditambahkan oleh produsen plastik selama proses produksi, di dalam perut burung. Ini termasuk peliat, antioksidan, penstabil UV, penetral api, dan pengawet.
Beberapa dari zat ini diketahui mengganggu hormon endokrin, bersifat karsinogenik, dan memberikan efek negatif pada organisme.
Susanne Kuhn, peneliti dari Wageningen Marine Research, mengatakan: “Saya sudah mempelajari burung fulmar utara selama hampir sepuluh tahun. Sekitar 93 persen fulmar di Laut Utara memiliki beberapa plastik di perutnya. Oleh sebab itu, penting untuk memahami potensi bahaya yang dapat ditimbulkannya.”
Baca Juga: Pengelolaan Sampah di Indonesia Masih Buruk, Perlu Kolaborasi dan Revolusi
Meski dampak kesehatan jangka panjang bagi burung masih belum jelas, tapi para penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bahan kimia yang berasal dari plastik dapat mengganggu pelepasan dan reproduksi hormon.
“Anda mungkin terbiasa dengan gambar burung yang terjerat plastik atau tali pancing. Namun, selain itu, plastik yang dibuang begitu saja juga dapat memiliki efek racun jangka panjang pada pencernaan burung laut,” ungkap Kuhhn.
“Saya harap hasil studi ini dapat meningkatkan kesadaran mengenai berbagai dampak negatif dari sampah plastik di lautan. Kita sangat perlu mengurangi jumlah plastik di lingkungan laut,” pungkasnya.